Fundamental Tetap Solid, Saham BCA Jadi Incaran Investor Ritel

Fundamental Tetap Solid, Saham BCA Jadi Incaran Investor Ritel

Andi Hidayat - detikFinance
Kamis, 11 Sep 2025 21:30 WIB
Menara BCA Thamrin
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memang sempat terkoreksi dalam beberapa waktu terakhir, namun manajemen memastikan fundamental perseroan tetap solid. Momentum pelemahan harga saham justru dimanfaatkan investor ritel untuk masuk ke saham bank terbesar di Indonesia itu.

Berdasarkan data perdagangan RTI Business, saham BCA mencatat penurunan tipis 1,57% dalam sepekan terakhir. Secara year-to-date, koreksi saham BBCA berada di level 18,86%, yang membuat valuasi saham perbankan ini semakin menarik bagi sebagian pelaku pasar.

Direktur BCA, John Kosasih, mengatakan pergerakan saham BBCA lebih disebabkan oleh volatilitas pasar modal secara umum, seiring tekanan jual asing di bursa. Namun, ia menegaskan kinerja keuangan BCA tetap prima.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara fundamental, kinerja BBCA sejauh ini tetap solid. Neraca keuangan terjaga dengan baik, likuiditas kita baik, dan permodalan berada di tingkat yang memadai untuk menopang kebutuhan dan ekspansi bisnis ke depan," ujarnya dalam acara Public Expose Live, Kamis (11/9/2025).

John menambahkan, kualitas aset perseroan juga tetap sehat. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga di level 2,2%, sementara Loan at Risk (LAR) turun menjadi 5,7%. "Profitabilitas kami terus mencatatkan pertumbuhan positif hingga semester I 2025," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Corporate Secretary BCA, I Ketut Alam Wangsawijaya, mengungkapkan momentum volatilitas pasar justru memicu minat investor domestik. Jumlah investor ritel yang bertransaksi di saham BCA dilaporkan bertambah hingga 409 ribu.

"Ini menunjukkan ada sedikit pergeseran dari komposisi asing ke domestik. Hal ini wajar dan menjadi kesempatan bagi investor lokal untuk memiliki saham berkualitas seperti BBCA," pungkasnya.

Tonton juga Video: BCA Expo 2025 Hadirkan Promo Spesial, Dorong Pertumbuhan Ekonomi

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads