Mau Gelar RUPSLB, BTN Minta Persetujuan Spin Off Unit Syariah

Mau Gelar RUPSLB, BTN Minta Persetujuan Spin Off Unit Syariah

Andi Hidayat - detikFinance
Kamis, 25 Sep 2025 12:54 WIB
Kantor Pusat BTN
Foto: BTN
Jakarta -

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) bakal meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan spun off atau pemisahan unit usaha syariah (UUS) ke Bank Syariah Nasional (BSN) untuk menjadi bank umum syariah (BUS). Persetujuan itu akan diambil melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 November mendatang.

"RUPSLB BTN dan BSN diperkirakan akan diselesaikan pada 18 November 2025," tulis manajemen BTN dalam Ringkasan Rancangan Pemisahan Unit Usaha Syariah BTN yang tayang di situs resmi BTN, Kamis (25/9).

Berdasarkan rancangan tersebut, RUPSLB ini digelar untuk memastikan operasional BUS yang baru dapat berjalan sebelum akhir tahun 2025. Setelah pelaksanaan RUPSLB, akan dilakukan penandatanganan akta pemisahan pada 19 November 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelahnya, BTN akan menyampaikan laporan dan informasi kepada Bank Indonesia dan permohonan persetujuan pemisahan ke OJK. Perseroan memperkirakan tanggal efektif pemisahan dan operasional BSN berlaku 15 Desember 2025.

ADVERTISEMENT

RUPSLB ini memuat beberapa agenda selain pengalihan hak dan kewajiban UUS BTN kepada BSN, yakni perubahan atas anggaran dasar BTN berkaitan pemisahan UUS BTN, pembubaran Dewan Pengawas Syariah (DPS) UUS BTN sekaligus persetujuan atas pengunduran diri anggota DPS UUS BTN pada saat tanggal efektif pemisahan, dan penerimaan pemisahan UUS BTN kepada BSN berikut seluruh hak dan kewajiban UUS BTN.

Selanjutnya, perubahan anggaran dasar BSN, termasuk peningkatan modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor BSN. RUPSLB akan menetapkan Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) BSN tahun 2026, perubahan susunan anggota Dewan Pengawas Syariah BSN, serta penetapan remunerasi tahun 2025 bagi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan pengawas Syariah BSN.

UUS BTN sendiri tercatat memiliki total aset sebesar Rp 54,3 triliun hingga kuartal IV 2023. Capaian ini disebut telag memenuhi kewajiban spin off sebagaimana ketentuan tersebut. Sementara pada semester I-2025, aset UUS BTN tercatat mencapai Rp 65,56 triliun.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, sebelumnya menyebut BSN akan menjadi pemain terbesar kedua di industri perbankan syariah nasional. Ia menyebut, produk di luar ekosistem perumahan, seperti tabungan emas, tabungan haji dan umroh, gadai emas, diyakini menarik minat publik.

Dengan menjadi BUS, Nixon menilai persepsi publik akan lebih positif seiring banyaknya organisasi dan lembaga pengelola dana muslim yang menempatkan dananya di BUS. Menurutnya, kapabilitas bank untuk bertumbuh akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan saat masih menjadi UUS.

Ia juga tidak menutup kemungkinan kinerja BSN nantinya dapat mengalahkan induknya sendiri, terutama di daerah-daerah yang kental dengan komunitas syariah.

"Tantangannnya adalah edukasi ke masyarakat bahwa bank syariah sebetulnya hanya terkait prinsip-prinsip dalam pengelolaan keuangan dan bukan terkait agama. Bahkan banyak akad yang tidak ada di bank konvensional, contohnya untuk KPR, lebih banyak jenisnya yang tersedia di bank syariah," pungkas Nixon.

Tonton juga video "Bos BTN Beberkan Kontribusi KPR ke PDB RI Paling Rendah di ASEAN" di sini:

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads