Perubahan signifikan terjadi pada kepemilikan emiten tambang emas PT Merdeka Gold Resources. Perusahaan berkode saham EMAS itu meningkatkan porsi kepemilikan publik alias free float hingga 29,9%.
Hal ini terjadi setelah Konglomerat Garibaldi 'Boy' Thohir melakukan pelepasan sebagian besar kepemilikan saham EMAS. Berdasarkan Prospektus IPO, berjumlah 905.037.245 lembar saham atau setara 6,21%. Kini, Boy tidak lagi tercantum dalam daftar pemegang saham dengan kepemilikan di atas 5%.
Berdasarkan laporan pemegang saham bulanan per 30 September 2025, dikutip Kamis (9/10/2025) porsi kepemilikan publik diperkirakan mencapai 4,85 miliar lembar saham, atau setara dengan 29,9% dari total saham beredar.
Baca juga: Harga Emas Antam Tembus Rp 2,3 Juta! |
Angka ini menunjukkan peningkatan hampir tiga kali lipat dibandingkan posisi saat IPO pada 23 September 2025, di mana saham yang ditawarkan kepada publik berjumlah 1,61 miliar lembar atau sekitar 10%.
Peningkatan free float ini merupakan sentimen positif yang signifikan bagi EMAS di pasar modal. Kenaikan porsi saham publik membuka peluang bagi perseroan untuk mendapatkan bobot yang lebih besar dalam kalkulasi indeks global, seperti MSCI (Morgan Stanley Capital International), yang menggunakan metodologi free float adjusted market capitalization.
Potensi ini diharapkan dapat memperluas basis investor internasional, memperkuat likuiditas perdagangan saham, serta meningkatkan daya tarik EMAS di mata investor institusional.
Di tengah perubahan struktur kepemilikan, fundamental operasional EMAS juga menunjukkan penguatan yang solid. Berdasarkan studi teknis terbaru, cadangan bijih emas (ore reserve) tambang emas Pani kini meningkat menjadi 4,8 juta ons, berdasarkan laporan perseroan per 6 Oktober 2025.
Angka ini 150% lebih tinggi dibanding cadangan sebelumnya sebesar 1,9 juta ons, dari kandungan sumber daya mineral (mineral resource) melebihi 7 juta ons.
Perusahaan juga melaporkan telah memulai aktivitas penambangan perdana (first mining) pada 1 Oktober 2025. Sesuai jadwal, target produksi emas perdana (first gold production) ditetapkan pada kuartal I tahun 2026 (1Q26), dengan proyeksi puncak produksi (peak production) mencapai sekitar 500 ribu ons emas per tahun pada 2032.
Penguatan fundamental ini didukung oleh peningkatan signifikan cadangan dan sumber daya. Presiden Direktur PT Merdeka Gold Resources Tbk Boyke Abidin menjelaskan, berdasarkan studi teknis terbaru, cadangan bijih emas (ore reserve) tambang emas Pani kini meningkat menjadi 4,8 juta ons, berdasarkan laporan perseroan per 6 Oktober 2025.
"Angka ini 150 persen lebih tinggi dibanding cadangan sebelumnya sebesar 1,9 juta ons, dari kandungan sumber daya mineral (mineral resource) melebihi 7 juta ons," ujarnya dalam sebuah keterangan, Rabu (8/10).
Sementara itu, total sumber daya (resources) tercatat lebih dari 7 Moz, yang mencerminkan potensi ekspansi jangka panjang yang kuat.
Secara keseluruhan, kata dia, kombinasi antara struktur kepemilikan yang lebih terdiversifikasi dan fundamental operasional yang semakin kokoh menempatkan EMAS dalam fase pertumbuhan baru yang strategis di bawah koordinasi Grup Merdeka.
Sebagai informasi, EMAS dan MBMA merupakan bagian dari ekosistem PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang dikendalikan oleh PT Provident Capital Indonesia dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.
Simak juga Video: Zarof Ngaku Terima Miliaran Rupiah Jadi Perantara Tambang Emas
(hal/kil)