RI Terbitkan Dim Sum Bond Pertama Dalam Sejarah, Incar Rp 14 T

RI Terbitkan Dim Sum Bond Pertama Dalam Sejarah, Incar Rp 14 T

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 28 Okt 2025 14:30 WIB
Gedung Prijadi Praptosuhardjo, Kementrian Keuangan
Gedung Kemenkeu/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pertama kalinya menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi mata uang Chinese Renminbi (CNH) alias Dim Sum Bonds dengan format SEC Shelf Registered. Total nilainya mencapai 6 miliar yuan CNH atau Rp 14,02 triliun (kurs Rp 2.337).

Dim Sum Bonds diterbitkan di era Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam dua seri, masing-masing tenor 5 tahun (RICNH1030) senilai 3,5 miliar yuan dengan kupon tetap 2,5% dan 10 tahun (RICNH1035) senilai 2,5 miliar yuan berkupon tetap 2,9%.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu mengatakan penerbitan dilakukan pada 23 Oktober 2025 dengan tanggal penyelesaian pada 31 Oktober 2025. Hasil penerbitan akan digunakan untuk membiayai kebutuhan APBN 2025, sekaligus memperluas basis investor global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penerbitan ini berhasil menarik minat yang luas dari investor global, termasuk investor onshore Tiongkok, dengan total final orderbook mencapai CNH18 miliar," tulis DJPPR dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (28/10/2025).

ADVERTISEMENT

Penawaran awal sempat berada pada kisaran 45 basis poin (bps) di atas imbal hasil (yield) pasar untuk tenor 5 tahun dan 40 basis poin untuk tenor 10 tahun, namun minat yang besar mendorong penetapan yield akhir di level 2,5% dan 2,9%.

Total permintaan (final orderbook) tercatat mencapai 18 miliar CNH atau terserap tiga kali lipat dari nilai penerbitan. DJPPR menilai tingginya animo investor global dan domestik mencerminkan kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi dan kredibilitas pengelolaan fiskal Indonesia. Langkah ini juga sebagai bagian dari strategi diversifikasi pembiayaan APBN di tengah dinamika pasar global berdenominasi Renminbi yang terus berkembang.

Obligasi yang diterbitkan ini memperoleh peringkat Baa2 dari Moody's, BBB dari S&P, dan BBB dari Fitch, serta akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST). Adapun Bank of China, HSBC dan Standard Chartered Bank bertindak sebagai Joint Lead Managers dalam transaksi tersebut.

Simak juga Video: Kala Sri Mulyani Ungkap Surat Utang Negara Laku Keras di Tengah IHSG Anjlok

(aid/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads