Saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) terbang tinggi di perdagangan pasar modal sepanjang 2025. Berdasarkan data perdagangan RTI Business, harga saham KRAS naik 296,04% sepanjang tahun ini.
Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan, menjelaskan fluktuasi harga saham perseroan murni respons pasar. Ia mengatakan, tidak ada informasi atau kejadian material yang belum diumumkan ke publik.
Sementara saat ini, Krakatau Steel fokus pada transformasi operasional, efisiensi biaya dan fundamental keuangan jangka panjang. Hal ini tercermin dalam capaian laba bersih Krakatau Steel yang tercatat sebesar US$ 24,04 juta hingga kuartal III-2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fluktuasi saham KRAS, ini murni didorong oleh respon pasar dan tidak ada informasi atau kejadian material yang belum diumumkan ke publik. Fokus kami menjalankan transformasi operasional, efisiensi biaya, dan tentu memperkuat fundamental jangka panjang," ungkap Akbar dalam acara Public Expose virtual, Selasa (25/11/2025).
KRAS juga mendorong kolaborasi dengan pemain industri baja global, seperti dengan Nippon Steel dan Posco. Menurutnya, kemitraan strategis ini yang disambut positif oleh para investor pasar modal.
Krakatau Steel juga mendorong percepatan restrukturisasi operasional dan utang. Sepanjang kuartal III-2025, KRAS menurunkan biaya usaha 12% menjadi US$ 74,72 juta. Sementara kewajiban utang perusahaan turut menyusut usai menerima penyesuaian nilai haircut pada asetnya, sehingga kewajiban utang perseroan menjadi sekitar US$ 1,1 miliar dengan beban keuangan per tahun US$ 50 juta.
"Hari ini kami melihat bahwa beberapa investor mulai merespons positif inisiatif transformasi yang tengah kami jalankan, termasuk langkah-langkah perbaikan keuangan, restrukturisasi operasional, serta peluang peningkatan permintaan baja dari proyek hilirisasi industri nasional," ungkapnya.
Akbar menambahkan, Krakatau Steel mampu bangkit di bawah kelolaan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Pasalnya, Danantara mengelola investasi mencapai US$ 1 triliun.
"Kami juga sudah masuk dalam keluarga besar Danantara sebagai pengelola kurang lebih US$ 1 triliun, sehingga kami sangat yakin Krakatau Steel akan bangkit, Krakatau Steel akan kembali menjadi tuan rumah di negeri sendiri," pungkasnya.
Simak juga Video: IHSG Terkoreksi, Sentimen Global dan Tekanan Rupiah Jadi Pemicu Utama











































