Bos Garuda Ungkap Biang Kerok Laba Anjlok

Bos Garuda Ungkap Biang Kerok Laba Anjlok

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 01 Des 2025 17:21 WIB
Pesawat Garuda Indonesia.
Ilustrasi.Foto: Pesawat Garuda Indonesia. Dok GIAA
Jakarta -

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba US$ 37,93 juta atau sekitar Rp 632,03 miliar (kurs Rp 16.663/US$). Perolehan tersebut anjlok 29,65% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Selain itu, perusahaan juga turun sekitar 10,53% YoY menjadi sebesar US$ 842,16 juta atau sekitar Rp 14,03 triliun. Perusahaan mengatakan, faktor utama penyebab dari penurunan kinerja keuangan tersebut ialah program pemeliharaan pesawat.

"Secara keseluruhan total pendapatan turun 10,5% year-on-year terutama disebabkan oleh program maintenance yang sedang kita lakukan sekarang," kata Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia Thomas Sugiarto Oentoro dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin (1/12/2025)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Thomas menjelaskan, program ini secara sementara mengurangi kapasitas produksi Garuda, hingga mengakibatkan penurunan volume penumpang dan juga cargo. Hal ini akhirnya berdampak pada kinerja pendapatan.

ADVERTISEMENT

Risikonya, pendapatan penumpang turun 11,4% secara YoY menjadi US$ 618,91 juta. Demikian pula pendapatan kargo yang mencatatkan penurunan 3,8% menjadi US$ 41,88 juta, dan unscheduled revenue tergerus 17,20% menjadi US$ 93,71 juta.

Di sisi lain, pendapatan lainnya relatif stabil dengan kenaikan sebesar 1,48% menjadi US$ 87,65 juta. Pendapatan charter tumbuh secara signifikan sebesar 96,3%.

"Kinerja keuangan kami mencerminkan dampak dari maintenance program kami di fase 1, yang saat ini menjadi fokus utama kami dalam menunjang operasional stabilitas. Program ini secara tidak langsung mempengaruhi pendapatan laba operasional dan laba bersih akibat berkurangnya ketersediaan pesawat yang bisa serviceable," ujarnya.

Meski kinerja perusahaan sempat tertekan, Thomas mengatakan, pendapatan mencatatkan tren kenaikan secara kuartalan pada tahun 2025. Adapun pada kuartal I 2025, tercatat perusahaan membukukan pendapatan Rp 723 juta.

Kemudian pada kuartal II, pendapatan pulih ke angka Rp 824 juta. Kondisi makin membaik di kuartal III dengan perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp 842 juta.

Sementara itu, Direktur Teknik Garuda Indonesia, Mukhtaris, melaporkan terkait kesiapan armada. Per November 2025 perusahaan mengoperasikan 58 pesawat, terdiri dari 19 pesawat berbadan lebar dan 39 pesawat berlorong tunggal.

Sedangkan Citilink mengoperasikan 32 pesawat berlorong tunggal. Dengan demikian, total armada Garuda Indonesia Group mencapai 90 pesawat.

"Pada Juli lalu Citilink hanya mengoperasikan 21 pesawat, dan kini sudah menjadi 32. Ini hasil kerja kolektif tim teknik, operasional, hingga seluruh unit pendukung untuk memastikan standar keselamatan tetap pada tingkat tertinggi," ujar Mukhtaris.

(shc/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads