Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kinerja pertumbuhan mentereng beberapa bulan terakhir. Catatan baik ini terjadi sejak posisi Menteri Keuangan (Menkeu) dijabat oleh Purbaya Yudhi Sadewa pada awal September 2025.
Beberapa bulan lalu, Purbaya sempat mengungkap optimismenya bahwa IHSG akan tembus di level 9.000 pada akhir tahun 2025. Optimisme ini tercermin pada pergerakan IHSG yang terus menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah atau All-Time High (ATH).
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyebut IHSG tahun ini menembus level ATH sebanyak 22 kali. Namun, capaian ATH ini tercatat di dua era Menteri Keuangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia merinci, 21 ATH tembus di era Purbaya. Sementara di era sebelumnya, saat Sri Mulyani menjabat sebagai Menkeu, HSG hanya satu kali tembus ATH.
"Sri Mulyani 1 kalinya, Pak Purbaya 21 kali karena tembus 8.000 zaman beliau, Pak. Jadi kalau kita bicara 8.000 and then setiap dua bulan ini naik terus, Pak, sampai kemarin 8.600," ungkap Iman dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Iman menilai, kenaikan IHSG ini didorong ekspektasi investor terhadap ekonomi di zaman Purbaya. Adapun saat penutupan perdagangan Rabu (3/12), IHSG berada di level 8.611,78 atau melemah tipis 0,06%. IHSG sendiri tercatat naik sepanjang tahun 2025 sebesar 21,64%.
"Jadi bisa kita bayangkan dampak dari pada persepsi investor terhadap ekonomi kita ini," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun, menyebut kenaikan IHSG menjadi hal yang luar biasa. Apalagi, ATH terbanyak terjadi di zaman Purbaya.
"Zaman Pak Purbaya (ATH terbanyak)? Waduh luar biasa ini," imbuhnya.
Proyeksi Akhir Tahun Tembus 9.000
Sebelumnya, Purbaya meyakini IHSG dapat mencapai level 9.000 hingga akhir tahun. Menurutnya, market akan menilai setiap perkataan serta kebijakan yang dibuatnya untuk implementasikan dalam bentuk portofolio.
Meski ada saham-saham gorengan, Purbaya menilai masih banyak emiten besar dengan fundamental kuat yang menopang kenaikan indeks. Purbaya menerangkan target tersebut bukan berdasarkan firasat, melainkan berdasarkan pola historis dan perhitungan ekonomi yang bisa dijelaskan secara sistematis.
Ia menilai, proyeksi tersebut berdasarkan pengalaman panjang sekaligus mengamati siklus ekonomi serta pasar saham selama puluhan tahun. Menurutnya, setiap siklus ekonomi, pasar saham biasanya naik empat hingga 5 kali lipat dari titik terendah ke titik tertinggi. Purbaya menilai pola itu konsisten secara histori.
"Makanya indeks bisa naik ke atas. Kalau ditanya gimana Indeks? To the moon. Saya bilang itu menciptakan optimisme juga. Akhir tahun ini berapa? 9.000. (Dalam) 10 tahun lagi ke depan berapa? 32.000," ujar Purbaya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).
Lihat juga Video: Aksi Beli Global dan Emerging Market Dukung Potensi Penguatan IHSG











































