Rupiah Keok Lawan Mata Uang Asing, Ternyata Ini Biang Keroknya

Rupiah melemah terhadap mata uang negara lain. Menurut Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin dalam satu tahun terakhir rupiah melemah terhadap 84,3% mata uang yang ada di dunia.

Dengan krona Swedia misalnya, nilai rupiah melemah hingga 18,10%. Menurut Wijayanto, mata uang garuda nyaris mengalami depresiasi terhadap seluruh mata uang utama dunia, kecuali rupee India.

"Selama setahun terakhir, rupiah itu melemah terhadap 84,3% mata uang yang ada di dunia. Kalau kita bandingkan dengan mata uang utama yang ada di dunia, rupiah itu melemah terhadap hampir seluruh mata uang utama, kecuali rupee India," terang Wijayanto dalam Outlook Politik Ekonomi yang diselenggarakan Universitas Paramadina secara virtual, Senin (8/12/2025).

Menurut Wijayanto, pelemahan rupiah terjadi karena arus investasi asing yang masuk lebih kecil dibandingkan dana yang keluar untuk membayar dividen dan bunga utang. Kondisi ini membuat perekonomian nasional seolah bekerja untuk membayar kewajiban kepada investor.

Pelemahan terhadap krona Swedia menjadi yang tertinggi, disusul euro 13,6%, hingga Swiss franc 12,9%. Bahkan nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang sesama negara Asia Tenggara seperti ringgit Malaysia 11,4% dan bath Thailand 11%.

"Jadi, dengan krona Swedia turun 18,1%, euro 13,6%, dengan Swiss Franc 12,9%, ringgit dengan Thailand (baht), dengan Singapura, bahkan dengan Filipina kita melemah," tuturnya.

Pelemahan ini bukan pelemahan yang disengaja dan cenderung merugikan. Pasalnya nilai ekspor Indonesia tidak otomatis naik dengan pelemahan rupiah, dan sebaliknya Indonesia masih memiliki utang luar negeri dalam mata uang asing.

"Tetapi, di sisi lain, kita punya banyak utang komitmen luar negeri dalam mata uang asing. Sehingga ketika rupiah melemah, ini cenderung memberikan tekanan lebih. Jadi, balance of payment yang tidak menggembirakan itu menjadi alasan kenapa rupiah selama ini posisinya tidak terlalu kuat," jelasnya.

⁠Lihat juga Video BI Tahan BI-Rate di Level 4, 75%, Fokus pada Stabilisasi Rupiah