"Dari target distribusi kami di tahun 2008 yang sebesar 4,250 unit, sekitar 50% fokus di alat berat pertambangan, khususnya batubara," ujar Direktur Keuangan UNTR, Gidion Hasan, usai RUPST di JW Mariott, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (16/5/2008).
Pada tahun 2007 lalu, volume penjualan alat berat UNTR sebanyak 3.454 unit, terdiri dari alat berat di sektor Mining 1.315 unit (38%), Agro 1.144 unit (33%), Konstruksi 569 unit (16%) dan Kehutanan 426 unit (12%).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan asumsi yang disebutkan Gidion mengindikasikan langkah perseroan di tahun 2008 adalah membidik sektor pertambangan yang saat ini memang sedang tumbuh pesat, khususnya batubara.
Hal itu bisa dilihat dari langkah perseroan memangkas porsi penjualan alat berat di sektor lainnya dengan tujuan meningkatkan penjualan alat berat di sektor pertambangan.
"Ya, memang kami melihat bahwa sektor pertambangan sedang bagus, jadi kami juga mencoba mewadahi demand di sektor itu," lugas Gigion.
Hingga triwulan I-2008, perseroan telah menjual sebanyak 1.168 unit atau setara dengan 27% dari target 2008. Komposisinya 563 unit di pertambangan, 298 unit di Agro, 191 unit di Konstruksi dan 116 di Kehutanan.
Mengenai permintaan alat berat skala nasional di tahun 2008 ini, perseroan memprediksi sekitar 9 ribu hingga 10 ribu unit. "Target kami bisa menguasai pangsa pasar sebesar 49% tahun ini," ujar Gidion.
Dampak Kenaikan Harga BBMSementara mengenai dampak kenaikan harga BBM, Gidion menyatakan sejauh ini belum memberi dampak pada kinerja perseoan. "Memang cost of fuel naik, tapi di satu sisi harga batubara kami juga naik, jadi sejauh ini masih dapat bertahan," jelas Gidion.
Pada awal 2007, perseroan telah mengakuisisi Dasa Eka Jasatama (DEJ), sebuah perusahaan batubara dengan cadangan sebanyak 20 juta ton. Akuisisi dilakukan melalui anak usaha UNTR, PT Pama Persada Nusantara.
"Pada tahun 2007, volume penjualan batubara DEJ sebanyak 3,6 juta ton. Tahun 2008 target kami sebesar 4 juta ton. Hingga triwulan I-2008, sudah menjual sebanyak 1 juta ton," ulas Gidion.
Di sisi lain, kenaikan harga batubara yang diterima perseroan menjadi sekitar US$ 60 per ton di triwulan I-2008, rupanya telah dapat menutupi biaya energi BBM yang juga sedang naik.
Rencana ekspansi perseroan di tambang batubara juga akan dilanjutkan pada tahun ini. Pada triwulan I lalu, UNTR telah mengakuisisi sebuah tambang bernama Tuah Turangga Agung. Cadangan di tambang tersebut diperkirakan sebanyak 35-40 juta ton.
"Namun tambang ini baru bisa beroperasi tahun 2009. Saat ini masih dalam pembangunan infrastruktur pertambangan," ujar Gidion.
Nilai akuisisinya sebesar US$ 115 juta. Tuah Turangga Agung diakuisisi langsung melalui induk usaha. Jadi tidak melalui Pama Persada sebagaimana dulu ketika mengakuisisi DEJ.
"Untuk rencana akuisisi batubara, kami masih tertarik. Namun bukan plan utama kami di tahun ini. Tapi bukan tidak mungkin tahun ini kami akan akuisisi lagi tambang batubara," ungkapnya.
(dro/ddn)