Negara Darurat, Baht dan Indeks Saham Thailand Anjlok

Negara Darurat, Baht dan Indeks Saham Thailand Anjlok

- detikFinance
Selasa, 02 Sep 2008 13:02 WIB
Bangkok - Saham-saham di Thailand Stock Exchange amburadul, sementara mata uang baht turun hingga ke level terendah dalam setahun terakhir menyusul kekacauan politik yang berujung pada kondisi darurat.

Indeks Saham Thailand, SETI terpuruk ke level terendah dalam 19 bulan terakhir. SETI dibuka anjlok 2% ke level 661,67, sebelum akhirnya sedikit membaik dengan penurunan 1,8%. Sejauh ini indeks saham Thailang itu sudah terpangkas hingga 24% semenjak maraknya aksi demo mulai 25 Mei.

Investor melepas saham-saham unggulan dan sektor finansial. Demikian pula saham-saham sektor pariwisata juga mengalami aksi jual besar-besaran setelah sejumlah negara asing melarang warganya bepergian ke Thailand.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekacauan di pasar saham terjadi setelah Perdana Menteri Thailand Samak Sundaravej mengumumkan kondisi darurat di Bangkok. Keadaan darurat ini diberlakukan menyusul tewasnya seorang pendemo dalam bentrokan antara demonstran pro-pemerintah dan anti-pemerintah.

"Mengumumkan negara dalam keadaan darurat adalah layak dan tepat waktunya. Namun jika Anda bertanya kepada saya apakah ini sebuah permulaan dari akhir? jawabannya adalah tidak," kata Puwadol Lapudomsuk, analis senior dari Asia Plus Securities seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/9/2008).

Ia berharap penurunan terjadi secara bertahap dan bukan aksi jual panik. Hal senada disampaikan Kosim Sripaiboon dari UOB KayHian Securities.

"Aksi jual akan datang dari investor asing dan lokal, namun saya tidak benar-benar berpikir panic selling akan seburuk yang dibayangkan ketika pemerintah sebelumnya mengenakan kebijakan kontrol devisa 30 persen," imbuhnya.

Pada Desember 2006, pemerintah Thailand mengeluarkan kebijakan kontrol devisa dan membuat reaksi kepanikan di pasar dengan catatan penurunan indeks terburuk hingga 14,8% hanya dalam sehari.

Sementara mata uang baht melemah sejalan dengan pelemahan mata uang regional lainnya yakni di posisi 34,45 dolar. Baht tercatat turun hingga 0,6% ke level terburuk dalam satu tahun terakhir.

Harga obligasi Thailand juga naik, yang berarti yield turun akibat kondisi politik negara tersebut yang tak kunjung damai. "Kekisruhan politik mengurangi daya tarik dari investasi yang berisiko," jelas Tim Condon, analis dari ING. (qom/ir)

Hide Ads