Demikian disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip detikFinance, Rabu (5/10/2016).
Meski demikian, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan dari US$ 10,594 juta, atau sekitar Rp 137,722 miliar di Maret 2014 menjadi US$ 6,472 juta atau sekitar Rp 84,136 miliar di Maret 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perseroan juga masih mencatatkan penghasilan lain-lain sebesar US$ 195,329 juta di Maret 2016. Sementara di periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan kerugian sebesar US$ 224,123 juta.
Namun demikian, perseroan tidak merinci apa saja penghasilan lain-lain tersebut.
Selain itu, beban usaha yang menurun juga menopang keuntungan perseroan. Tercatat, beban usaha turun menjadi US$ 5,630 juta pada Maret 2016 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 11,307 juta.
Hal tersebut membuat perseroan membukukan laba usaha dalam 3 bulan pertama tahun 2016 sebesar US$ 841.845. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan masih mencatatkan rugi usaha sebesar US$ 2,141 juta. (drk/wdl)











































