Biang Kerok Ada CASN Titipan Orang Dalam, Sekarang Dijamin Nihil

Biang Kerok Ada CASN Titipan Orang Dalam, Sekarang Dijamin Nihil

Retno Ayuningrum - detikFinance
Senin, 29 Jul 2024 19:21 WIB
KemenPAN-RB
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas.Foto: Dok. KemenPAN-RB
Jakarta -

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) mengawal ketat proses seleksi calon aparatur sipil negara (CASN). Tujuannya mencegah peserta CASN titipan orang dalam (ordal)

Menurut Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas mengatakan peserta CASN yang lolos melalui titipan ordal lantaran proses seleksi yang tidak transparan.

Untuk itu, pria yang akrab disapa Anas menyebut pihaknya tengah mengubah paradigma dalam manajemen ASN dari negatif menjadi positif dengan menerapkan sistem seleksi yang ketat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang dulu ASN ini direkrut dengan tidak transparan, honorer, isinya ASDP. Apa ASDP? Anak, saudara dan ponakan. Apalagi habis Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah). Waduh, habis Pilkada ini nggak di semua tempat, sebagian saja. Relawan tim sukses paling gampang itu masuk di Satpol PP. Karena nggak perlu kompetensi yang hebat cukup baris-baris. Tapi sekarang sudah enggak. Sekarang kan seleksinya udah berat," kata Anas dalam acara Inspirational Session Anugerah ASN, Jakarta, Senin (29/7/2024).

Dia menekankan siklus tersebut harus dihentikan. Pasalnya, proses rekrutmen yang tidak profesional dapat berdampak negatif ke beberapa hal. Mulai dari, pelayanan publik tidak berkualitas hingga investasi terhambat lantaran proses mengurus izin yang diperlambat.

ADVERTISEMENT

Alhasil, berdampak juga pada pembukaan lapangan kerja. Dengan begitu, pegawai ASN, khususnya di instansi pemerintah daerah dapat menjadi ladang penitipan orang dalam.

"Karena rekrutmen PNS-nya tidak profesional, kemudian menghambat lapangan pekerjaan. Sehingga Pemda sudah menjadi tempat penitipan dari berapa oknum untuk merekrut pekerjaan," jelasnya.

Peningkatan kualitas proses seleksi ini sejalan dengan target Indonesia menuju empat besar ekonomi dunia pada 2045. Menurutnya, peluang Indonesia menjadi negara maju pada 2045 terbuka lebar asalkan dapat memenuhi persyaratan, seperti birokrasi yang profesional, layanan publik yang berkualitas, hingga sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif.

"Diprediksi Indonesia akan masuk ke-4 besar ekonomi di dunia. Tapi syaratnya membutuhkan birokrasi yang profesional, membutuhkan layanan publik yang berkualitas. Ini kalau tidak. Kalau layanan publiknya tidak berkualitas. Birokrasinya tidak profesional. Tentu ini ke depan akan menjadikan tantangan buat kita semua. Dan ini akan menjadi PR bagi bangsa dan negara," terangnya.

Cara cegah calon ASN titipan orang dalam di halaman berikutnya. Langsung klik

Abdullah Azwar Anas memastikan seleksi CASN tahun ini tidak ada titipan orang dalam (ordal) dan joki.

Pria yang karib disapa Anas mengatakan saat ini seleksi CASN menggunakan sistem computer assisted test (CAT). Selain itu, seleksi tahun ini juga menggunakan teknologi double face recognition atau pengenalan wajah.

"Sekarang tidak ada lagi tes ASN yang bisa dititip. Sistemnya menggunakan CAT. Jadi, begitu mengerjakan soal di dalam, di luar jawabannya langsung keluar," kata Anas.

Dia menjelaskan sistem pengenalan wajah ini diterapkan pada pendaftaran dan pengerjaan soal. Apabila wajah peserta tidak sama, Anas bilang soal seleksi tidak bisa terlihat. Dengan begitu, dia menilai hal tersebut dapat menutup celah joki masuk.

"Jadi tidak bisa lagi pakai joki. Begitu wajahnya tidak sama Pak Wamen, itu sekarang langsung gak bisa jalan. Soalnya nggak bisa terlihat," jelasnya.

Menurutnya, sistem itu juga mengatasi permasalahan titip-menitip melalui jalur orang dalam saat proses seleksi CASN. Dia bercerita bahkan anak Plt Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Haryomo Dwi Putranto juga tidak lolos seleksi.

Anas menekankan langkah ini sebagai upaya mendorong pegawai ASN dapat berkompetisi, berkualitas, hingga berkelas dunia.

"Jadi sekarang sudah waktunya semua orang punya hak yang sama untuk mengabdi kepada negara. Kalau dulu putranya diplomat, anaknya bisa jadi diplomat sekarang tidak. Saya sering ketemu putranya Kepala BKN, nggak lulus. Padahal beliau yang bikin soal," imbuhnya.


Hide Ads