Adanya pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro sangat berdampak pada UMKM yang masih berjualan secara offline. Untuk dapat bisa survive, seorang pengusaha IT sekaligus konten kreator Basuki Surodjo menyarankan agar pelaku usaha harus bisa beradaptasi dan berinovasi ke arah digital.
"Setelah daftar online, otomatis balik lagi digital marketing kita harus kuat, tadi dengan menggunakan platform instagram, tiktok. Dengan dua hal itu saja sangat mempercepat penjualan kita mengatasi offline itu, mau engga mau harus pindah ke online, ga ada cara lain supaya kita bisa survive," ujar pria yang akrab disapa Cobaz itu.
Basuki yang merupakan pengusaha di bidang IT mencontohkan saat ini perusahaan principal atau distributor IT pun sudah beralih ke dunia online. Lebih lanjut, pemanfaatan media sosial seperti instagram dan tiktok pun dapat membantu suatu perusahaan untuk melakukan branding.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau punya produk sendiri, bisa kerjasama atau berpartner dengan influencer, selebgram atau artis itu akan memboost atau mempercepat kuatnya branding kita. Tapi kalau dengan jalan sendiri, nabungnya terlalu lama, step-stepnya terlalu lama," ujar Cobaz.
Untuk meminimalisir biaya promosi melalui influencer, Basuki menyarankan berpartner dengan influencer tersebut. Caranya bisa dengan membuka komunikasi melalui pesan langsung (direct message) ke akun seorang influencer untuk menanyakan kesediaan bekerjasama sekaligus mengirim sampel suatu produk.
"Andaikan kita punya produk yang bagus, kita bisa berpartnership ya join-an, kan itu ga perlu harus keluar uang. Kita berpartner, kita berkolaborasi dengan influencer tapi dengan syarat produk kita harus bagus," jelasnya.
(hnf/hnf)