Ini Konsep 'Kota Cerdas' Menurut Pencetus Smart City

Ini Konsep 'Kota Cerdas' Menurut Pencetus Smart City

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 03 Jun 2016 14:04 WIB
Foto: internet
Jakarta - Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi serta penerapan elektronifikasi merupakan aspek penting menuju penerapan konsep smart city yang nantinya diharapkan dapat memperbaiki pelayanan pemerintah kota untuk menghasilkan proses kerja yang lebih efektif dan efisien.

Hal tersebut didukung oleh Initiator Smart City dari ITB, Suhono S. Supangkat yang memberikan paparannya dalam salah satu seminar pada acara Festival Smart Money Smart City yang masih dalam rangkaian acara Rapat Evaluasi Ekonomi dan Keuangan Daerah (REKDA) yang diadakan oleh Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah Daerah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Kota yang baik adalah yang bisa melihat tujuannya dengan jelas. Kita berbicara dalam konsep ekonomi, berbudaya dan lingkungan," katanya dalam salah satu seminar dalam rangkaian acara Festival Smart Money Smart City di Golf Driving Race Senayan, Jakarta, Jumat (03/06/16).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengembangan suatu kota menjadi sebuah smart city sejalan dengan program pemerintah melalui Bappenas, yang telah menetapkan peta jalan pembangunan perkotaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Adanya pengembangan 7 kawasan metropolitan yang sudah ada saat ini, 5 kawasan metropolitan baru, 10 kota baru publik, 20 kota otonom, dan 39 pusat pertumbuhan baru.

Suhono juga menambahkan, selama 2 tahun pihaknya telah mempelajari konsep smart city ini dan menghasilkan satu konsep bernama garuda smart city. Konsep ini terdiri dari 3 yaitu: smart economy, smart environment dan smart system platform.

"Pendidikan, Sumber Daya Alam dan Manusia serta Industri akan menghasilkan satu nilai ekonomis. Akan ada kemudahan-kemudahan yang akan tercipta seperti aspek tenaga kerja, pengelolaan kemiskinan, dan pariwisata," tambahnya.

Smart city diharapkan dapat membantu solusi kendala perkotaan. Seperti adanya transparansi dan partisipasi publik, transportasi publik, transaksi non tunai, manajemen limbah, energi, keamanan, data dan informasi. Hal ini dapat didukung melalui teknologi informasi dan komunikasi.

"Sekarang persoalan kota kalau didiamkan maka gap antara persoalan dan solusi semakin jauh. Semakin hari makin macet dan banjir. Untuk itu dicari strategi. Dan ini perlu dilakukan bersama dengan masyarakat. Co creation. Lets do this together. Gotong royong," paparnya.

Namun, Suhono menjelaskan, Smart City tidak selalu untuk kota yang harus mempunyai akses internet yang memadai dan berbasis IT. Menurutnya, smart city adalah kota yang bisa mengelola Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lainnya sehingga warganya bisa hidup nyaman aman dan berkelanjutan.

"IT bukan tujuan utama. Banyak kota yang membelanjakan IT tapi tidak mengelolanya dengan maksimal. Kota cerdas adalah kota yang paling cepat dan akurat memberikan solusi kepada warganya," imbuhnya. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads