Investasi Emas Diprediksi Kinclong Tahun Ini

Investasi Emas Diprediksi Kinclong Tahun Ini

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 12 Jan 2023 21:30 WIB
Emas
Harga emas diprediksi meroket tahun ini/Foto: Ari Saputra/detikcom
Jakarta -

Investasi emas disebut akan moncer tahun ini. Bahkan harga emas diramal akan mencapai level tertinggi yaitu di US$ 2.100 per troy ounce.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan harga emas ini akan menyentuh level tertinggi pada semester 2 tahun ini.

"Emas prospeknya bagus dan bisa mencapai level tertinggi di US$ 2.100/troy ounce. Kalau semester pertama atau Januari ini akan menyentuh US$ 1.900," kata dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibrahim mengatakan kenaikan harga emas ini sejalan dengan penguatan dolar AS yang indeksnya terus bergerak dari 112 ke 155.

"Selain itu tak ada lagi ekspektasi kenaikan pada suku bunga acuan bank sentral," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Kemudian angka inflasi masih di atas 3%. Nah hal ini membuat emas menjadi safe haven untuk para pelaku pasar. Kemudian masalah geopolitik di Semenanjung Laut China Selatan dan Korea juga akan memanas.

Investasi lain yang bisa dicoba oleh masyarakat adalah membeli valuta asing seperti Euro dan Pound Sterling.

"Ini kita lihat dengan berhentinya perang Ukraina dan Rusia, ekspor gas dan komoditas mulai kembali. Ekonomi di Eropa juga akan membaik," terang Ibrahim.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Menurut Ibrahim, kondisi ini akan membuat mata uang negara-negara tersebut akan menguat. Bahkan seperti sebelum terjadinya COVID-19. Ibrahim memprediksi Euro akan kembali ke level Rp 17 ribuan dan Pound Sterling di level Rp 19 ribuan.

"Ini bisa jadi kesempatan untuk pelaku pasar bisa safe haven di emas, atau beli mata uang Euro dan Pound Sterling," jelas dia.

Tak cuma itu, surat berharga seperti obligasi negara juga bisa menjadi pilihan. Apalagi dengan suku bunga yang tinggi yield obligasi akan semakin menarik.

Deposito juga bisa menjadi tempat parkir dana-dana berlebih. Hal ini karena suku bunga di bank sudah mulai mengalami kenaikan mengimbangi naiknya bunga acuan bank sentral.

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Andy Nugroho menjelaskan untuk instrumen investasi 2023 memang tergantung dari kondisi tiap orang. Tapi tetap secara general harus memberikan keuntungan.

Misalnya bisa memilih reksa dana berbasis pasar saham dan campuran. Jika ada kemungkinan resesi maka harga saham dan reksa dana akan turun dan bisa lebih murah.

Tapi perlu dicatat itu bukan keuntungan jangka pendek. Harus ada waktu untuk menyimpan investasi itu. "Misalnya kita beli di harga yang murah, tunggu 1 tahun lagi saat rebound," kata dia.

Andy mengatakan, untuk pasar saham memang memiliki risiko tinggi dan memang bukan untuk semua orang. Jika memang ingin berinvestasi yang aman bisa memilih ST009 dengan risiko moderat dan bunga yang lebih tinggi dari deposito dan keamanan yang lebih.

Halaman 2 dari 2
(kil/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads