Luhut Sebut Banyak Investor Antre Pengin Garap Proyek Tangkap Karbon di RI

Luhut Sebut Banyak Investor Antre Pengin Garap Proyek Tangkap Karbon di RI

Retno Ayuningrum - detikFinance
Rabu, 31 Jul 2024 15:01 WIB
Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia (Menko Marves) Luhut Pandjaitan
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan - Foto: Isal Mawardi/detikcom
Jakarta - Pemerintah terus mendorong penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage dan Carbon Capture Utilisation and Storage (CCS/CCUS). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut banyak investor antre untuk menggarap proyek tersebut.

"Kan banyak yang antre (investor), tadi misalnya seperti listrik, yang ini (PLTU) Suralaya," kata Luhut kepada awak media, Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Sebagai informasi, saat ini pemerintah mempunyai 15 proyek potensial CCS/CCUS dengan target operasi 2026-2030. Dia pun optimistis nantinya akan target net zero emission (NZE) pada 2060

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi mengatakan memang ada beberapa proyek CCS yang baru di Indonesia, seperti ExxonMobil. Jodi mengatakan pihak ExxonMobil berkomitmen untuk membangun industri petrokimia dalam negeri. Meski begitu, dia menyebut masih mencari lokasi.

"Yang berkaitan dengan CCS, tapi nggak langsung CCS itu Exxon kan udah tanda tangan, mereka MoU untuk bangun petrokimia untuk advance plastik di daerah sekitar masih mencari lokasinya," kata Judi.

Dia memperkirakan lokasinya tidak jauh dengan wilayah proyek CCS di Cekungan Sunda Asri. Cekungan Sunda-Asri terletak di bagian barat laut Jawa, timur laut Selat Sunda, dan barat laut cekungan Jawa Barat sebelah utara. Cekungan ini juga berbatasan dengan cekungan Sumatera Selatan.

Kemudian, ada juga proyek CCS masih berjalan dari BP Tangguh. Dia menyebut rancangan pengembangan proyeknya telah disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

"Terus sekarang yang sudah ongoing kan BP Tangguh. Rencananya bagian dari plan of development-nya itu untuk mendukung program blue ammonia yang sedang dikerjakan oleh Pertamina dan Pupuk Indonesia gitu," terangnya. (kil/kil)