Ivan Bagus Novendianto, Technician Generation and Project Technology Development PLN NP menjelaskan, PLN NP bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah berhasil menemukan cara dalam pemanfaatan limbah uang kertas dan mengubah limbah tersebut menjadi energi listrik.
"Kita juga bakar uang, literally bakar uang. Bukan dalam konteks buang-buang duit. Kita bener-bener limbah uang kertas yang dari BI kita bakar, kita manfaatkan limbah dari uang kertas yang dimiliki BI itu untuk menjadi listrik," katanya dalam talkshow Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (Festival LIKE 2) di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (8/8/2024).
Saat ini pemanfaatan limbah uang kertas oleh PLN Nusantara Power dilakukan melalui uji coba di tiga PLTU, yaitu PLTU Paiton 1-2 di Pulau Jawa, kemudian PLTU Anggrek di Sulawesi, dan rencana diujicoba dalam waktu dekat di PLTU Kaltim Teluk di Kalimantan. Limbah uang yang digunakan untuk uji coba beragam, termasuk pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Uji coba ini dapat terlaksana karena support dari Bank Indonesia dalam mendukung program co-firing PLN Nusantara Power.
Ivan menambahkan, PLN Nusantara Power juga memanfaatkan sejumlah bahan lainnya untuk diubah menjadi energi. Beberapa di antaranya adalah wood pelet, serbuk kayu, bonggol jagung, dan lainnya.
"Bisa dilihat yang digunakan mayoritas adalah limbah serbuk kayu, kemudian pellet sekam padi, wood pellet, ampas tebu, dan sampah," pungkasnya.
Saat ini PLN NP telah mengimplementasikan co-firing dengan biomassa di 25 PLTU. Total ada 525 ribu MWh produksi energi dari biomassa, dari pemanfaatan 484 ribu ton biomassa di tahun 2023. Sebagai informasi, co-firing biomassa dilakukan dengan mengganti penggunaan sebagian batu bara dengan biomassa untuk PLTU. (ily/hns)