Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali menggelar Festival LIKE (Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan EBT) 2 tahun ini. Berlangsung selama empat hari sejak 8 - 11 Agustus 2024, Festival LIKE 2 menghadirkan berbagai keseruan.
Dalam sambutannya, Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan Festival LIKE 2 tahun ini mengusung tema '10 Tahun untuk Sustainabilitas'. Adapun festival ini merangkum akumulasi kerja-kerja dan langkah korektif bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan selama 10 tahun.
"Mengapa kita memilih tema 10 tahun untuk Sustainabilitas atau Keberlanjutan? Karena tadi di sudah kita saksikan telah banyak titik-titik belok kegiatan maupun kebijakan upaya-upaya perbaikan operasional lapangan atau kita sebut Corrective Action dalam cara-cara baru ataupun inovasi penyelesaian masalah-masalah baru, masalah dengan cara yang baru," ucap Siti Nurbaya saat Opening Ceremony Festival LIKE 2 di JCC Senayan, Kamis (8/8/2024).
"Dan peningkatan kinerja harus semakin akuntabel dan terukur dan itu sudah berlangsung selama 10 tahun Kementerian LHK pada Kabinet Presiden Jokowi," tambahnya.
Sejak hari pertama, sudah terlihat antusiasme masyarakat terhadap gelaran Festival LIKE 2. Pasalnya,, sejumlah perusahaan perusahaan swasta hingga BUMN ikut memeriahkan gelaran tahunan ini.
Sebagai perusahaan yang turut mendukung keberlanjutan lingkungan, PT Pertamina (Persero) turut berpartisipasi pada gelaran Festival LIKE 2 tahun ini. Berbagai talkshow inspiratif serta boot edukatif pun dihadirkan, untuk menambah wawasan bagi pengunjung.
Talkshow Inspiratif Bahas Transisi Negeri-Upaya Tekan Emisi
Foto: Andhika Prasetia/detikcom |
Di hari kedua gelaran Festival LIKE 2 pada Jumat (9/8), Pertamina menghadirkan talkshow bertajuk 'Teknologi Ramah Iklim dan Praktik Berkelanjutan Pertamina'. Dalam talkshow ini, VP Sustainability Strategy PT Pertamina (Persero) Suripno menjelaskan dua prinsip masa transisi energi Pertamina, yaitu just transition dan no one left behind.
"Itu ada prinsip just transition, di mana harus ada mempertimbangkan aset itu tidak akan ditinggalkan begitu saja. Yang kedua, no one left behind. itu dalam transisi energi itu banyak nih orang-orang yang masih bergantung ke fossil fuel, pekerjanya, masyarakat sekitarnya," ujar Suripno dalam talkshow tersebut.
Untuk mempersiapkan hal tersebut, Pertamina juga membuat program Pertamina Sustainability Academy untuk meningkatkan keahlian dan kemampuan pekerjanya dalam menghadapi transisi energi. Program ini berlaku dari level pimpinan hingga frontliner di Pertamina.
"Level leader kita siapkan namanya masterclass sustainability. Jadi mereka diberikan bekal bagaimana impact terhadap dari isu climate change terhadap bisnis Pertamina, apa saja peluang yang bisa dilakukan Pertamina berkaitan dengan ini. Misal peluang dari pengembangan low carbon business, untuk offsetting, sampai ke carbon credit," lanjut Suripno.
Sementara di hari ketiga Festival LIKE 2 pada Sabtu (10/8), Pertamina membahas soal kontribusi dalam menekan emisi karbon lewat talkshow 'Upaya Mitigasi Perubahan Iklim PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM)'.
Adapun PHM menjadi salah satu perusahaan yang berhasil mengurangi emisi karbon melalui berbagai inovasi dan teknologi ramah lingkungan. Di antaranya adalah program waste to energy for community (Wast-Eco) dan inovasi konversi mesin diesel di crew boat menjadi Dual Diesel Fuel (DDF).
"PHM sangat mendukung upaya-upaya pemerintah. Dalam hal ini, melalui Pertamina, kami diberi tugas dan beban untuk melakukan pengurangan emisi. Salah satunya adalah WasteCo, yaitu membuat limbah sampah menjadi energi untuk masyarakat. Kemudian yang kedua terkait efisiensi yang dilakukan PHM. Karena aktivitas kami sudah tidak besar lagi, sehingga kami menurunkan mode teknis dari yang tadinya besar menjadi kecil," ujar General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam Setyo Sapto Edi.
Setyo mengungkapkan PHM juga melakukan efisiensi biaya dengan menggabungkan bahan bakar gas (LNG) dan diesel untuk operasional crew boat. Kemudian upaya pengurangan emisi di masyarakat, PHM juga melakukan pemasangan solar panel ke hampir 23 ribu masyarakat di sekitar daerah operasi.
"Kami sekarang sedang melakukan prototipe untuk pembuatan diesel ke LNG. Itu efisiensinya sangat banyak karena bisa membuat kita bahan bakar itu 80% LNG dan 20% diesel. Itu tentunya dari sisi efisiensi dan dari sisi juga pengurangan emisi," jelasnya.
Booth Edukatif & Interaktif, Bisa Ngopi & Photobooth Gratis
 Foto: Jihaan Khoirunnisaa/detikcom |
Tak hanya sekadar talkshow inspiratif, Pertamina juga menghadirkan booth dengan sederet aktivitas seru dan penuh wawasan bagi pengunjung. Mengusung tema 'Earthy' dengan ornamen kayu dan hiasan tumbuhan hijau, Pertamina ingin menonjolkan semangat membumi, sekaligus menunjukkan keberhasilan upaya transisi yang telah dilakukan Pertamina demi lingkungan hidup yang lebih baik.
"Nuansa booth kita lebih membumi, lebih ke earthy. Karena kita mau memperlihatkan Pertamina sudah mulai bergeser, semangat shifting untuk bisa membantu pemerintah dan mendukung ke arah lebih baik untuk lingkungan," kata Corporate Brand Manager Pertamina Andar Titi Lestari.
Sementara itu Senior Expert Environmental Pertamina Pretty Mayang Arum mengatakan Pertamina juga memamerkan program-program teknologi ramah iklim yang dilakukan di semua subholding Pertamina, seperti program Green Terminal dan Desa Energi Berdikari
Untuk menarik minat anak muda, Pertamina menghadirkan sederet aktivitas seru, seperti photobooth bagi pengunjung yang ingin mengabadikan momen di Festival LIKE 2. Pertamina juga memboyong salah satu UMKM binaannya Bawadi Coffee, langsung dari Aceh untuk meramaikan rangkaian booth activity di festival ini. Di booth Pertamina, pengunjung dapat mencicipi langsung nikmatnya kopi asli Aceh ini secara gratis.
Salah seorang pengunjung, Najwa (19) mengaku senang dengan kehadiran photobooth di booth Pertamina. Sebab, dia jadi bisa berfoto bersama teman-temannya yang juga datang ke Festival LIKE.
"Seru banget, kita foto barengan juga berlima. (Sama) teman satu jurusan," kata mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB University ini.
Sementara pengunjung lainnya Baktos Darma mengatakan kopi yang dihadirkan di booth Pertamina memiliki rasa unik, berbeda seperti kopi lainnya.
"Rasanya unik karena kalau ini ada wanginya. Ini pertama kali nyobain (Aceh Gayo blend). (Rasanya ini) termasuk light. Kalau (kopi) biasanya lebih pahit dan asam," ungkap pelajar SMK Kehutanan Negeri Kadipaten Majalengka ini.
Kunjungan Menteri LHK ke Booth Pertamina
Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom |
Pada gelaran Festival LIKE 2, Menteri LHK juga menyempatkan diri untuk berkeliling booth pada hari ketiga, Sabtu (11/8). Adapun salah satu booth yang dikunjungi, yakni Pertamina. Menggunakan batik biru, Siti berkunjung ke sejumlah booth dan melakukan interaksi.
Corporate Brand PT Pertamina Persero Abraham Situmorang mengatakan saat dikunjungi Menteri LHK, pihaknya berkesempatan menerangkan berbagai macam program ramah lingkungan dan keberlanjutan yang dihadirkan Pertamina. Adapun pada ajang ini, Pertamina membawa tiga topik utama, yakni teknologi ramah lingkungan, produk ramah lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.
"Ibu appreciate karena memang beliau juga tahu Pertamina, sebagian besar (program) Pertamina juga memang sudah di-monitor karena kami sering ikut PROPER juga," ucap Abraham.
Hingga hari terakhir gelaran Festival LIKE 2, booth Pertamina masih dipadati pengunjung. Terlihat para pengunjung antusias untuk mendapatkan kopi gratis hingga berfoto di photobooth. Beberapa pengunjung juga melihat berbagai inovasi yang dihadirkan Pertamina.
Sebagai informasi, Festival LIKE merupakan agenda yang merangkum akumulasi kerja-kerja dan langkah korektif bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan dan Energi (khususnya energi terbarukan). Adapun tema yang diambil dalam festival ini yaitu '10 Tahun Kerja untuk Sustainabilitas
Acara ini juga diisi oleh berbagai kegiatan di antaranya I LIKE CONCERT, I LIKE WALK (Fun Walk), Talkshow, Exhibition, Coaching Clinic, Sellers Meet Buyer, Demo Inovasi, Competition, dan KLHK Appreciation Night.
Simak Video "Program Hutan Pertamina Sebagai Bentuk Pelestarian Keanekaragaman Hayati"
[Gambas:Video 20detik]