Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan potensi sumber daya angin (bayu) di Indonesia merupakan yang terbesar kedua setelah energi surya.
"Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi angin di Indonesia yakni sebesar 154,6 GW dengan rincian potensi angin onshore sebesar 60,4 GW dan potensi angin offshore sebesar 94,2 GW," terang Eniya dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (4/10/2024).
Ia menjelaskan wilayah timur Indonesia seperti Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara merupakan kawasan dengan potensi besar mencapai 40% dari potensi angin nasional. Namun, potensi angin yang dimanfaatkan menjadi PLTB hingga tahun 2024 ini masih sangat kecil, yakni hanya sebesar 152,3 MW.
Karena itu, menurut Eniya pemerintah akan menambah kapasitas terpasang PLTB sebanyak 5 GW hingga 2030. Lebih lanjut, pihaknya juga menargetkan penambahan kapasitas terpasang PLTB akan menjadi 37 GW pada 2060 nanti.
"Saat ini RUKN sedang dibahas (dengan PLN), selanjutnya dibuat RUPTL baru dan didalamnya target 5 tahun ke depan. Kita sudah tahu langkahnya 5 GW, jadi sampai dengan tahun 2030 kita butuh 5 GW dari angin," ungkap Eniya
Di luar itu Eniya mengatakan selain bisa menjadi sumber energi bersih, keberadaan PLTB di berbagai wilayah nantinya juga bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata. Hal ini seperti yang dilakukan oleh beberapa negara di Eropa, khususnya Belanda.
"Potensi angin di Indonesia juga berada di daerah-daerah wisata seperti di wilayah Indonesia Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Bagian Timur dan Jawa Bagian Selatan," terangnya.
Oleh sebab itu, Eniya menekankan bahwa diperlukan kolaborasi dan kerja sama dengan dunia internasional, sehingga bisa menjadi kunci dalam pengelolaan investasi penyediaan tenaga listrik berbasis EBT, khususnya yang berasal dari angin. (fdl/fdl)