Dukung Swasembada Energi di Indonesia, PLN Terus Galang Pembiayaan Hijau

Dukung Swasembada Energi di Indonesia, PLN Terus Galang Pembiayaan Hijau

Ayu Dahlia - detikFinance
Kamis, 14 Nov 2024 20:03 WIB
PLN
Foto: dok. PLN
Jakarta -

PT PLN (Persero) terus menggalang pembiayaan hijau dari lembaga publik, bilateral, multilateral hingga swasta melalui berbagai inisiatif dan strategi. Hal ini bertujuan untuk mendukung swasembada energi yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly dalam Conference of the Parties (COP29) di Azerbaijan. Ia menuturkan bahwa PLN sebagai tulang punggung kelistrikan di Indonesia telah secara konsisten menunjukkan komitmennya dalam pengelolaan dana investasi hijau dan menggalang pembiayaan hijau dari lembaga publik, bilateral, multilateral hingga swasta.

Dalam konteks ini, PLN telah merancang beberapa inisiatif pembiayaan hijau, salah satunya melalui penyusunan Sustainable Linked Financing Framework (SLFF) dan Green Financing Framework (GFF).

Sinthya memaparkan bahwa PLN telah merancang strategi pendanaan proyek energi hijau dalam transisi energi di tanah air. PLN menargetkan pengembangan pembangkit 75% berbasis energi terbarukan. Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan pendanaan yang diperkirakan mencapai lebih dari USD 100 miliar hingga 2033.

"Untuk memperoleh pembiayaan transisi energi, salah satu yang paling utama menurut perspektif PLN adalah menyiapkan proyek yang tepat. Kami punya ratusan daftar proyek mulai dari pembangkitan, transmisi dan distribusi, termasuk juga smart grid," papar Sinthya dalam keterangan tertulis, Kamis (14/11/2024).

Sinthya menambahkan bahwa PLN akan terus mengeksplorasi berbagai opsi pendanaan, baik melalui kerja sama dengan pemberi pinjaman internasional maupun sumber daya lokal untuk memastikan transisi energi berjalan sesuai rencana. Beberapa partner institusi keuangan yang memberikan dukungan untuk transisi energi PLN di antaranya World Bank, Asian Development Bank (ADB) hingga Just Energy Transition Partnership (JETP).

"Dalam dua tahun terakhir, kami telah mendapatkan sekitar USD 2,9 miliar, dan saat ini kami sedang berdiskusi dengan ADB untuk pembiayaan sekitar USD 4,8 miliar. Kami juga tengah berbicara dengan beberapa investor lain dan total potensi pendanaan yang sudah kami miliki saat ini sebesar USD 46,9 miliar," pungkas Sinthya.




(prf/ega)
Berita Terkait