Potensi Energi Baru Terbarukan RI Melimpah, Rosan Ajak Eropa Kerja sama

Potensi Energi Baru Terbarukan RI Melimpah, Rosan Ajak Eropa Kerja sama

Heri Purnomo - detikFinance
Senin, 09 Des 2024 12:21 WIB
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengajak negara-negara Eropa untuk berkolaborasi dalam mengelola energi baru terbarukan dalam acara Indonesia-Europe Investment Summit 2024.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani /Foto: Heri Purnomo/detikcom
Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengajak negara-negara Eropa untuk berkolaborasi dalam mengelola energi baru terbarukan dalam acara Indonesia-Europe Investment Summit 2024. Hal ini lantaran terdapat potensi sumber daya energi terbarukan Indonesia yang melimpah.

Rosan mengatakan bahwa potensi energi baru terbarukan saat ini mencapai 3.700 giga watt, mulai dari tenaga surya, hidro, bioenergi, geothermal, angin, dan gelombang laut.

Sementara untuk negara-negara Eropa sendiri kata Rosan, memiliki keahlian, teknologi, dan sumber daya yang bisa memaksimalkan potensi yang ada di Indonesia.

"Kita tidak dapat melakukannya sendiri. Kami sangat membutuhkan dukungan dari pihak asing, khususnya dari Uni Eropa, karena untuk mengaktifkan potensi ini, kami memerlukan pendanaan, teknologi, dan tenaga kerja yang berkualitas," katanya di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BPKM, Jakarta, Senin (9/12/2024).

Rosan mengatakan, peran negara-negara Eropa sendiri memiliki peran penting untuk Indonesia mencapai target net zero emissions pada 2060.

Adapun untuk lebih menarik investasi masuk ke Indonesia, Rosan mengatakan pemerintah Indonesia telah memangkas sejumlah regulasi dan menyederhanakan kebijakan yang sudah ada.

"Di mana lebih dari 100 industri yang sebelumnya tertutup bagi pihak asing, kini hanya tersisa 6 industri yang tidak dapat dimasuki oleh pihak asing," katanya.

Rosan berharap dalam pertempuran ini menjadi ajang diskusi lebih lanjut bukan hanya pada peluang investasi yang dihadirkan, mempertahankan investasi yang sudah ada dan juga mendengarkan masukan pihak Eropa terkait iklim investasi di Indonesia.

"Karena pesan kita juga sangat clear, kita juga tentunya selain mengundang investasi, investasi yang baru, tapi investor yang sudah berinvestasi lama dengan kita. Justru itulah, dan mereka sudah spending billions of dollars, itu yang harus kita perhatikan dan kita utamakan sebetulnya," katanya. (rrd/rrd)