Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan rencana ini diungkapkan langsung oleh CEO Vinfast Pham Nhat Vuong saat mengunjungi Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Rosan hadir mendampingi Prabowo dalam agenda tersebut.
"Mereka juga akan berinvestasi rencananya di pengembangan energi baru terbarukan. (Minatnya) Di solar dan juga tenaga angin itu mereka sampaikan juga," sebut Rosan usai pertemuan, Selasa (11/3/2025).
Eks Ketua Umum Kadin Indonesia itu mengatakan Vinfast belum mau merinci rencana investasi seperti apa yang mau dilakukan pada pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Informasi yang sejauh ini dia dapatkan adalah Vinfast mengincar proyek pengembangan energi angin atau pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Untuk angin itu di Sulawesi mereka bilang, mereka juga tertarik di Sulawesi tapi mereka lihat juga di NTB," papar Rosan.
Dalam catatan detikcom, berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi energi angin di Indonesia yakni sebesar 154,6 GW dengan rincian potensi angin onshore sebesar 60,4 GW dan potensi angin offshore sebesar 94,2 GW.
Namun, potensi angin yang dimanfaatkan menjadi PLTB hingga tahun 2024 ini masih sangat kecil, yakni hanya sebesar 152,3 MW.
Potensi energi angin ini paling banyak berada di wilayah timur Indonesia seperti Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Itu merupakan kawasan dengan potensi besar mencapai 40% dari potensi energi angin nasional.
Sementara itu, untuk investasi ke panel surya, raksasa mobil listrik Vietnam itu masih menjajaki potensinya. "Solar ya itu masih penjajakan lah," sebutnya.
Investasi Charging Station
Yang paling dekat, Vinfast akan melakukan investasi untuk pembangunan charging station atau stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di Indonesia.
Rencananya, ada 100 ribu unit charging station yang mau dibangun dengan tahap awal sekitar 30 ribu unit. Fasilitas ini dalam jumlah yang besar akan dibangun di Pulau Jawa.
"Charging station kalau nggak salah ada 100 ribu itu butuh sekitar US$ 1 billion, tapi saya cek lagi deh angkanya. Yang jelas bertahap dari 30 ribu di tahap pertama sampai 100 ribu," kata Rosan.
Rosan menjelaskan Vinfast sudah mulai mengajukan rencana investasi Charging Station ke BKPM. Titik-titik pemasangan SPKLU-nya juga sudah dipilih.
"Intinya buat kita bagaimana infrastruktur mobil listrik ini ada. Jadi kita terbuka misalnya nanti kalau ada dari Eropa, Tesla, China mau buka charging station independent kita bisa terbuka," pungkas Rosan. (hal/rrd)