Kinerja ini mencerminkan semakin kuatnya fokus sektor perbankan nasional dalam mendorong transformasi hijau, sejalan dengan Peraturan OJK No. 18 Tahun 2023 terkait penerbitan dan persyaratan efek utang dan sukuk berlandaskan keberlanjutan.
Portofolio pembiayaan hijau BRI mencakup berbagai sektor strategis. Rinciannya antara lain:
- Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan: Rp61,16 triliun
- Produk ramah lingkungan: Rp7,80 triliun
- Energi terbarukan: Rp6,47 triliun
- Transportasi hijau: Rp3,55 triliun
- Bangunan hijau dan proyek lingkungan lainnya
Secara keseluruhan, BRI sendiri telah menjadi bank dengan portofolio sustainable financing terbesar di Indonesia, dengan nominal mencapai Rp796 triliun hingga akhir Triwulan I 2025. Capaian tersebut mencakup pembiayaan hijau, pembiayaan UMKM, serta investasi pada Environmental, Societal and Governance (ESG)-Based Corporate Bonds. Jumlah tersebut merepresentasikan 64,16% dari total portofolio pembiayaan dan investasi corporate bonds BRI.
"Pertumbuhan portofolio Green Financing BRI mencerminkan upaya nyata Perseroan dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon dan pembangunan berkelanjutan di Tanah Air," ucap Direktur Utama BRI Hery Gunardi dalam keterangannya, Rabu (9/7/2025).
Sebagai bagian dari agenda ESG, BRI konsisten menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor yang memberi dampak positif terhadap lingkung, seperti energi terbarukan, pertanian ramah lingkungan, pengelolaan air dan limbah, serta efisiensi energi. Di sisi lain, perusahaan juga memperkuat tata kelola keberlanjutan internal sebagai respons terhadap tuntutan praktik keuangan global yang lebih bertanggung jawab.
Di sisi pendanaan, total pendanaan wholesale BRI tercatat sebesar Rp111,79 triliun pada Triwulan I 2025, di mana 39,66% di antaranya berasal dari instrumen berbasis ESG. Komposisi ini terdiri dari penerbitan Green Bond dalam tiga fase senilai total Rp13,5 triliun, serta sustainability-linked loan senilai USD 1 miliar. Penerbitan pinjaman berkelanjutan ini menjadi yang pertama di sektor keuangan Asia dan diarahkan untuk meningkatkan porsi pembiayaan mikro.
Tak hanya itu, BRI juga menerbitkan instrumen inclusivity-based securities seperti Medium Term Notes dan Subordinated Bonds, yang dialokasikan untuk segmen UMKM, korporasi ultra mikro, hingga individu berpenghasilan rendah. Langkah ini menjadi bagian dari strategi adaptif dalam manajemen portofolio dan memperkuat misi keberlanjutan BRI secara menyeluruh.
Dengan mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam seluruh rantai nilai pembiayaan dan pendanaan, BRI terus memperkuat perannya sebagai institusi keuangan yang tidak hanya berorientasi bisnis, tetapi juga keberlanjutan jangka panjang.
(akn/ega)