Melalui skema pemilahan botol plastik dan dikumpulkan menjadi bahan baku untuk didaur ulang, inisiatif ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah serapan botol plastik di Indonesia.
Strategi Le Minerale Atasi Sampah Plastik
Menarik sampah plastik: Le Minerale menarik kembali sebanyak 35.000 ton sampah botol dan galon plastik PET pada tahun 2024. Hal ini diklaim sebagai program integrated closed loop pertama yang dilakukan perusahaan lokal di Indonesia.
Pendirian pabrik daur ulang: Le Minerale juga mendirikan pabrik daur ulang plastik PET yang memenuhi standar keamanan pangan (food grade), sekaligus meningkatkan bahan baku Recycled PET (R-PET) dalam negeri
Kolaborasi: Masyarakat juga turut dilibatkan untuk pengelolaan sampah, salah satunya lewat kolaborasi bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan mengajak masyarakat untuk mengumpulkan botol bekas dan dikelola untuk didonasikan ke rakyat Palestina.
Reverse Vending Machine (RVM): Dengan kolaborasi bersama brand fashion pengelola plastik PET menjadi baju, jaket, sepatu, dan lainnya. Untuk pengumpulan botol, Le Minerale memiliki mesin Reverse Vending Machine (RVM) untuk mengumpulkan botol plastik
Kerja sama: Le Minerale juga turut berkolaborasi dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) dan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) untuk memperluas upaya pengelolaan sampah plastik.
Gerakan ini sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 75 tahun 2019 tentang peta jalan pengurangan sampah oleh produsen besar dengan target pengurangan 30% timbulan sampah tahun 2029.
(anl/ega)