Danantara Luncurkan Program Sulap Sampah Jadi Listrik Oktober

Danantara Luncurkan Program Sulap Sampah Jadi Listrik Oktober

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 30 Sep 2025 13:03 WIB
CEO Danantara Rosan Roeslani
Foto: detikcom/Ilyas Fadilah
Jakarta - Program Waste to Energy (WTE) yang akan digarap Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) meluncur akhir Oktober 2025. Hal ini disampaikan langsung oleh CEO Danantara, Rosan Roeslani.

Rosan mengatakan, program WTE memberikan lebih banyak manfaat dibanding tempat pemrosesan akhir. WTE dinilai bisa mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80%, menghasilkan energi terbarukan, hingga menghemat 90% penggunaan lahan.

"Dan Insyaallah kita ingin launching program ini pada akhir bulan Oktober," sebut Rosan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah Menjadi Energi di Wisma Danantara, Selasa (30/9/2025).

Program tersebut rencananya bakal berlangsung di 33 kota di Indonesia. Tahap pertama bakal dijalankan di Jakarta, menyusul Bandung, Semarang, Yogyakarta, Bali, Bekasi, hingga Tangerang.

"Memang kita akan melangsungkan ini di 33 kota. Tetapi memang yang utama yang ingin kita lakukan pertama adalah di Jakarta. Di Jakarta sendiri akan ada 4-5 lokasi. Kemudian di Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan juga beberapa daerah seperti Bekasi, Tangerang. Dan beberapa daerah yang sudah menyatakan kesiapannya untuk program ini," beber Rosan.

Rosan berjanji program tersebut akan dijalankan secara transparan dan dengan proses tender yang dibuka. Pendanaan pada program WTE memang terbuka juga bagi investor swasta yang tertarik pada program tersebut.

Pada kesempatan itu, Rosan memperkenalkan skema baru dalam WTE, salah satunya penghapusan tipping fee yang sebelumnya dibayarkan pemerintah daerah ke pengelola fasilitas WTE. Sebagai gantinya Danantara menetapkan tarif flat sebesar US$ 20 sen per kWh.

Danantara sendiri akan masuk pada proyek yang menghasilkan 1.000 ton sampah per hari. Jumlah tersebut diprediksi bisa menghasilkan lebih dari 15 MW listrik dan berkontribusi terhadap 20.000 rumah tangga.

"Minimum kurang lebih 1.000 ton per hari. 1.000 ton per hari dan itu bisa menghasilkan kurang lebih 15 MW dan bisa berkontribusi kurang lebih untuk 20.000 rumah tangga. Dan juga diharapkan bisa menyediakan lahan untuk kami, kurang lebih 4-5 hektare untuk kapasitas 1.000 ton per hari," tutupnya. (acd/acd)

Berita Terkait