Kepala Divisi Supply Chain Management PLN, Septa Hamid menjelaskan, pihaknya sebetulnya tidak menyewa kapal. PLN hanya membeli listrik dari Karpowership, perusahaan energi asal Turki, selaku pemilik kapal. Setiap 1 kilo Watt hour (kWh), PLN membayar Rp 870 ke pemilik kapal.
"Kita sewa Rp 870 per kWh. Ini listriknya keluar, kita bayar. Kita bukan sewa kapal," kata Septa, di lokasi parkir Kapal Karadeniz, di IPC Car Terminal, Kalibaru, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (8/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biayanya lebih murah dari PLTD," ujarnya.
Seperti diketahui, kapal tersebut akan dikirim ke Pulau Amurang, Minahasa, Sulawesi Utara. Listrik dari kapal ini akan memasok kebutuhan listrik wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo, yang sudah lama mengalami krisis listrik.
Defisit listrik wilayah ini mencapai 25 MW lebih, dengan masuknya listrik dari kapal dengan kapasitas 120 MW ini, seluruh wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo akan surlus listrik.
Bila 1 MW = 1.000 kW artinya bila 120 MW = 120.000 kW. Bila 1 kW = Rp 870.
Artinya 120.000 kW x Rp 870 = Rp 104.400.000 per jam.
Bila kapal ini beroperasi penuh selama satu jam, biaya yang harus dibayarkan PLN ke Karpowership mencapai Rp 104,4 juta.
(feb/rrd)