RI Impor Minyak Mentah 350.000 Barel/Hari dari Arab Hingga Nigeria

RI Impor Minyak Mentah 350.000 Barel/Hari dari Arab Hingga Nigeria

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 09 Jun 2016 13:32 WIB
RI Impor Minyak Mentah 350.000 Barel/Hari dari Arab Hingga Nigeria
Foto: Wahyu Daniel
Balikpapan - Kapasitas kilang untuk pengolahan minyak mentah menjadi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia mencapai 1 juta barel per hari (bph). Sekitar 40% kebutuhan minyak mentah atau 350.000 bph berasal dari impor.

Produksi minyak Indonesia memang 800.000 bph, tetapi hanya sekitar 500.000 yang diolah di dalam negeri, sisanya adalah bagian milik perusahaan-perusahaan hulu migas yang menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), bukan milik negara.

Selain itu, impor minyak mentah juga dilakukan karena rata-rata minyak yang diproduksi Indonesia adalah jenis minyak yang mahal. Agar biaya produksi BBM lebih efisien, maka minyak yang mahal diekspor saja dan minyak murah diimpor untuk diolah di dalam negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang impor crude 40%,350.000 bph impor. Crude (minyak mentah) yang bagian pemerintah sekarang makin menyusut akibat harga anjlok, jadi kita harus ddapat pasokan tidak hanya dari dalam tapi juga dari luar negeri. Selain itu, rata-rata minyak Indonesia adalah sweet crude yang mahal," kata Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi, saat ditemui di Kilang Minyak Balikpapan, Kamis (9/6/2016).

Minyak mentah yang diimpor Indonesia berasal dari berbagai negara di seluruh dunia, yang paling banyak misalnya dari Arab Saudi, Rusia, Nigeria.

"Ada dari seluruh dunia, ada dari Arab Saudi, Rusia, Afrika, Nigeria. Banyak crude-crude baru yang masuk tiap bulan," tutur Rachmad.

Jenis dan harga minyak mentah yang diimpor Indonesia juga beragam. Pembelian dilakukan Pertamina dengan pertimbangan mana yang paling efisien untuk diolah menjadi BBM.

"Kita betul-betul masuk ke pasar dengan melakukan sourcing, ditenderkan, yang kita pilih yang paling optimal. Harganya bisa saja lebih mahal tapi valuable product-nya lebih tinggi, lebih efisien. Paradigma kami adalah optimasi margin," tutupnya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads