"Biofuel akan direvitalisasi," kata Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Luluk Sumiarso dalam perbincangan di kediaman Dubes Denmark untuk Indonesia, Borge Petersen, di Jl Sriwijaya 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (17/3/2011).
Menurut Luluk, pada Rabu (16/3) kemarin, dia dan jajarannya seharian membahas nasib biofuel. Luluk mengakui adanya berbagai masalah termasuk sejumlah pabrik biofuel yang gulung tikar di sejumlah daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luluk menjelaskan, pemerintah kini mencoba memberikan kerangka baru terhadap kebijakan konservasi energi. Kebijakan energi terbarukan dijaminnya tidak lantas menelantarkan program semacam biofuel.
"Renewable energy kan macam-macam termasuk geothermal, bio gas dan lain-lain. Bahan bakar nabati juga termasuk dalam kerangka ini," kata Luluk.
Pemerintah lanjut Luluk, menargetkan penggunaan energi terbarukan terus meningkat di masa depan. "Pada 2025 kita menargetkan penggunaan energi terbarukan 25 persen," jelas dia.
Kerjasama dengan Denmark
Berbicara dalam kesempatan yang sama, Dubes Denmark Borge Petersen mengatakan, Denmark sangat berminat menawarkan Indonesia berbagai model energi terbarukan. Oleh karena itu Denmark dan Indonesia akan sama-sama terlibat dalam peluncuran Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia (EECCHI), 24 Maret 2011 mendatang.
"Indonesia punya potensi energi terbarukan dan nanti ada 7 perusahaan Denmark yang akan bertemua dengan pihak Indonesia untuk kemungkinan kerja sama di masa depan," kata Petersen.
(fay/ang)











































