Birokrasi Rumit, RI Baru Bisa Pakai 4% Cadangan Panas Bumi

Birokrasi Rumit, RI Baru Bisa Pakai 4% Cadangan Panas Bumi

Wahyu Daniel - detikFinance
Rabu, 30 Mar 2011 10:50 WIB
Birokrasi Rumit, RI Baru Bisa Pakai 4% Cadangan Panas Bumi
Jakarta - Indonesia mempunyai cadangan panas bumi terbesar di dunia, namun sayang pengembangannya terhadang birokasi. Padahal listrik dari panas bumi jauh lebih murah ketimbang dari BBM.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Luluk Sumiarso mengatakan, Indonesia memiliki sumber panas bumi yang sangat melimpah yang tersebarΒ  sepanjang jalur sabuk gunung api aktif mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan Maluku serta merupakan potensi panas bumi terbesar di dunia.

"Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkitan tenaga listrik, saat ini masih sangat kecil dibandingkan dengan potensi sumber daya dan cadangan yang ada, yaitu baru mencapai 1.189 MWΒ  atau sebesar 4% dari potensi yang ada," ujar Luluk seperti dikutip dari situs ESDM, Rabu (30/3/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal sampai saat ini masih terdapat sekitar 34% masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan listrik. Dari sekian banyak sumber-sumber energi alternatif, panas bumi merupakan sumber energi alternatif yang sangat potensial untuk dikembangkan.

Hingga saat ini telah diketahui 276 titik potensi panas bumi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan total potensi sebesar 29.038 MW (Badan Geologi, Desember 2010) atau 40% dari potensi panas bumi dunia. Namun yang termanfaatkan untuk pembangkit listrik hanya sekitar 4% (1.196 MW).

Permasalahan umum pengembangan panas bumi saat ini meliputi dua hal yaitu penggunaan kawasan hutan dan banyaknya izin yang dibutuhkan setelah IUP (rekomendasi Gubernur, rekomendasi teknis dari Perhutani, izin pinjam pakai lahan, izin penggunaan air tanah, persetujuan amdal, dan lain-lain).

Total potensi panas bumi yang berada di kawasan hutan mencapai 12.069 Mwe (42,3 % dari total potensi yang dimiliki Indonesia).

Panas bumi merupakan motor penggerak pengembangan energi alternatif di Indonesia.

"Banyaknya program-program yang bagus tanpa berkoordinasi dan bersinergi dalam pengembangannya bagaikan 'serpihan mutiara yang retak,' bagus tapi terserak. Alangkah bagusnya jika kita gabungkan dan kita sinergikan dengan motor penggeraknya pengembangan panas bumi,", ujar Luluk.

(dnl/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads