Pengamat perminyakan menilai, jika kebakaran yang terjadi pada salah satu tangki 31 T-2 kilang unit 2 Cilacap merembet ke unit-unit yang lain dapat berpotensi memberi gangguan pasokan distribusi BBM secara signifikan.
Demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto ketika dihubungi detikFinance, Jakarta (2/4/2011)
"Memang kilang di Cilacap itu yang terbesar kapasitasnya hingga 350 ribu barel per hari. Kalau tangki yang terbakar itu merembet sampai ke unit-unit lain baru bisa mengganggu pasokan nantinya," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau yang terbakar cuma tangki penampung, itu enggak akan terganggu (pasokan BBM), itu kalau hanya tangki penampung saja ya dan itu juga kalau bisa dilokalisir dan tidak merambat ke unit-unit yang lain. Sekarang kan kata Pertamina, yang terbakar itu tangki penampung dengan kapasitas sekitar 10.000 KL (Kiloliter) jadi itu belum bisa beri gangguan yang signifikan. Kalau segitu, pasti belum berdampak signifikan, kecuali kalau sampai merembet ke yang lain baru bisa," tutur Pri Agung.
Seperti diketahui, terjadi kebakaran pada tangki 31 T-2 kilang Refinery Unit IV Cilacap milik Pertamina pada pukul 04.55 WIB dini hari tadi (2/4/2011), namun Pertamina menyampaikan bahwa sejauh ini hal tersebut tidak menyebabkan gangguan terhadap produksi BBM kilang RU IV dan tidak menimbulkan korban jiwa.
Adapun, sebagai informasi tangki T 31.02 yang berkapasitas 10.487 KL ini berisikan minyak ringan HOMC (High Octane Mogas Component). Jumlah tanki HOMC di kompleks RU IV Cilacap sebanyak 4 unit dengan kapasitas 61.300 KL.
Saat ini pemadaman masih terus dilakukan, jika saja api yang terbakar pada salah tangki tersebut dapat merembet ke tangki yang lain, kemundkinan pasokal BBM dapat terganggu.
Untuk sementara penyebab kebakaran dan kerugian atas kejadian ini belum bisa diinformasikan, masih dalam investigasi. Pihaknya juga sudah menginformasikan kepada pihak berwenang dan masyarakat sekitar dan memohon maaf atas kekurangnyamanan yang terjadi.
Masyarakat diminta untuk tidak panik, karena penanganan atas kebakaran terus dilakukan pihak Pertamina hingga pendinginan.
(nrs/ang)











































