'Premium Untuk Golongan Tak Mampu' Mulai Dikampanyekan via Struk BBM

'Premium Untuk Golongan Tak Mampu' Mulai Dikampanyekan via Struk BBM

- detikFinance
Rabu, 06 Apr 2011 09:02 WIB
Jakarta - Pemerintah getol mengkampanyekan penggunaan BBM non subsidi yakni Pertamax cs meski sejumlah konsumen meninggalkannya karena harganya yang semakin mahal. Kini pemerintah mulai mengkampanyekan via struk pembelian BBM.

Berdasarkan pantauan detikFinance di SPBU bilangan Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur,Rabu (6/4/2011), struk pembelian dengan tulisan untuk menggunakan BBM bersubsidi diberikan ketika membeli BBM Pertamax. Demikian pula di SPBU COCO (Company Owned Company Operated) dan SPBU milik swasta.

"TERIMA KASIH SELAMAT JALAN SEMOGA SELAMAT SAMPAI TUJUAN ‘MARI GUNAKAN BBM NON SUBSIDI’,” demikian himbauan untuk membeli BBM Non-subsidi tersebut tertulis dalam struk pembelian pada SPBU COCO yang diakhiri dengan tulisan ***PERTAMINA RETAIL***."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tulisan tersebut berada pada bagian paling bawah struk pembelian, dimana bagian atas struk tertulis keterangan alamat SPBU dan juga keterangan pompa pengisian, nama produk, keterangan harga, jumlah pembelian serta jumlah Rupiah yang dikeluarkan.

Hal yang sama juga tertulis pada struk pembelian di SPBU milik swasta, dimana tertulis: "Premium untuk golongan tidak mampu, mari gunakan BBM Non Subsidi, terima kasih dan selamat jalan,”.

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memutuskan untuk menunda melakukan rencana pembatasan BBM bersubsidi, dan memilih untuk menggenjot pemakaian pertamax dan terus memperketat kuota serta pengawasan terhadap distribusi BBM Bersubsidi di daerah-daerah.

Hal ini mengingat, pemerintah berusaha untuk menahan selalu bobolnya kuota Premium Cs tiap tahunnya yang berakibat pada makin beratnya APBN pemerinta untuk menutupi anggaran subsidi.

Niat kampanye via struk tersebut sebelumnya telah disampaikan Direktur Pemasaran PT Pertamina Jaelani Sutomo. "Jadi di awal April sudah terpasang spanduk, dan dari sisi meteran kita pasang jadi di Jakarta ada tulisan di tanda bukti penjualan. Di bon kita tulis premium adalah untuk orang yang berhak memakainya, dan jangan salah gunakan BBM," tutur Jaelani pada (31/3) lalu.

(nrs/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads