Demikian disampaikan Ketua MPEL, Budi Sudarsono dalam pembukaan Seminar Internasional Energi Berkelanjutan untuk Pembagunan Nasional yang diadakan di Hotel Sultan Jakarta (9/5/2011).
"Mendukung energi nuklir untuk pembagunan Indonesia," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Telah terjadinya kecelakaan fukushima menyebabkan bayang-bayang pembangunan PLTN sirna," ujarnya.
Akan tetapi, lanjut Budi, hal tersebut tidak akan mengubah pendirian MPEL karena bencana di Jepang bukan disebabkan oleh meledaknya reaktor nuklir.
"Tidak ada reaktor yang meledak, yang ada kepecahan hidrogen," tuturnya.
Lebih lanjut Budi menjelaskan, semakin tingginya harga minyak dunia dan terbatasnya ketersediaan panas bumi menjadikan alasan perlunya pengembangan tenaga nuklir.
"Tingginya harga minyak dunia menyeret harga minyak lain. Pengembangan nuklir, biaya dan modal lebih tinggi, tapi tetap unggul dari yang lain," imbuhnya.
Selain itu, lanjut Budi, kelebihan energi yang dihasilkan oleh nuklir dapat dijadikan komoditas ekspor yang dapat menguntungkan bagi negara.
"Bisa dieskpor kalau tidak dipakai," pungkasnya.
(ade/ang)











































