Konsorsium Adaro Menang Tender PLTU Jateng US$ 3,5 Miliar

Konsorsium Adaro Menang Tender PLTU Jateng US$ 3,5 Miliar

- detikFinance
Rabu, 25 Mei 2011 17:52 WIB
Jakarta - Konsorsium PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan dua perusahaan asal Jepang, J-Power dan Itochu, memenangkan tender PLTU 2x1000 MW Jawa Tengah. Konsorsium itu menang di harga US$ 5,79 sen.

Dengan demikian penetapan konsorsium J-Power sebagai pemenang lelang tinggal menunggu selesainya masa sanggahan dari peserta lain serta menunggu pemeriksaan terhadap angka-angka di dalam harga tersebut.

Tender ini awalnya diikuti belasan perusahaan internasional dan pada akhirnya hanya menyisakan 7 perusahaan yang memenuhi syarat, yakni 3 perusahaan Jepang, 3 perusahaan Tiongkok dan satu perusahaan dari Korsel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun saat penutupan tender 29 April lalu hanya empat perusahaan yang memasukkan penawaran, yakni Yudian dan Shenhua (Tiongkok), Marubeni dan J-Power (Jepang). Nilai proyek ini mencapai 3,5 miliar dolar atau sekitar Rp 30 triliun.

"Harga yang diperoleh ternyata menjadi sangat murah, yakni US$ 5,79 sen/kWh, jauh dari perkiraan kami yang semula bisa mencapai US$ 6,5 atau lebih. Harga HPS sendiri ditetapkan US$ 7,1 sen," kata Direktur Utama PLN Dahlan Iskan siaran pers PLN, Rabu (25/5/2011).

Tender merupakan proyek PPP (Public Private Partnership) pertama Indonesia yang berhasil dilelangkan. Pemerintah sangat mendorong diadakannya proyek-proyek PPP namun sejauh ini masih banyak hambatan.

Dengan berhasilnya lelang PLTU Jateng ini, diharapkan proyek-proyek PPP lainnya seperti Bandara, Jalan Toll dan Jalan Kerata Bandara bisa mengikuti sukses PLN ini.

Dari sisi PLN proyek ini juga sangat bersejarah karena inilah unit terbesar PLTU yang pernah ada di Indonesia. "Selama ini Indonesia belum punya unit PLTU yang ukurannya satu unit sampai 1.000 mw. Selama ini yang terbesar adalah 660 MW, seperti yang ada di Tanjung Jati dan Paiton," jelas Dahlan.

Secara teknologi, proyek ini merupakan pertama di Indonesia yang menggunakan ultra super critical. Di Jepang dan Tiongkok memang sudah agak lama diterapkan teknologi yang sangat efisien dan ramah lingkungan ini, namun untuk Indonesia baru kali ini.


(ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads