Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (31/5/2011).
"Kalau overquota BBM bersubsidi yang pasti subsidi bertambah. Setiap 1 juta kiloliter berpotensi nambah Rp 1,7 triliun. Subsidi nambah bukan defisit," ujar Bambang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan konsumsi BBM subsidi terjadi karena meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan tidak dilakukan pembatasan BBM bersubsidi yang rencananya akan dilakukan pemerintah pada April lalu.
Selain itu, kemacetan juga berperan membuat tingkat konsumsi BBM bersubsidi meningkat. "Pertumbuhan ekonomi juga berpengaruh terhadap permintaan BBM," jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Legowo menyebutkan realisasi kuota BBM bersubsidi hingga 22 Mei 2011, dari kuota yang ditetapkan dalam ABPN 2011 sebesar 38,59 juta KL, telah terealisasi 15,46 juta KL.
Rinciannya, premium sudah terealisasi 9,37 juta KL dari kuota 23,19 juta KL, kerosine terealisasi 0,74 juta KL dari kuotanya 2,32 juta KL, solar 5,35 juta KL dari kuota 13,08 juta KL. Elpiji terealiasasi 1,05 juta ton dari kuota 3,52 juta ton.
(nia/dnl)