Hal itu diungkapkan CEO Royal Dutch Shell Peter Voser dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Sabtu (9/7/2011).
"Bagi Shell, Indonesia memegang peran penting di Asia seiring dengan pertumbuhan populasi, perkembangan pasar dan permintaan yang signifikan,"kata Peter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Voser juga menambahkan, Shell mengusung tiga pilar untuk strategi energi masa depan, yakni more energy (energi yang lebih banyak), cleaner energy (energi yang lebih bersih) dan smarter energy (energi yang lebih cerdas/efisien). Untuk jumlah energi yang lebih banyak, Shell telah mengembangkan sumber minyak dan gas baru.
"Sumber energi terbarukan akan mensuplai hingga 30% dari energi global pada tahun 2050, sementara sekarang hanya 13%. Shell menginvestasikan lebih dari US$ 100 miliar dari tahun 2011 hingga 2014 untuk melakukan mengembangkan mengembangkan energi baru," ujarnya.
Pada tahun 2010 lalu, Shell sudah menginvestasikan dana sekitar US$ 1 miliar untuk pengembangan riset dan teknologi energi terbarukan tersebut.
Untuk energi yang lebih bersih, Shell memproduksi lebih banyak natural gas yang merupakan bahan bakar fosil yang lebih bersih dan pada tahun 2012, lebih dari setengah produksi Shell adalah natural gas.
"Untuk smarter energy, kami menawarkan produk dan jasa untuk membantu konsumen mendapatkan keuntungan dari setiap tetes energi. Ini termasuk bahan bakar, pelumas, deterjen dan bahan aspal untuk jalan yang akan membantu konsumen untuk menghemat biaya yang dikeluarkan dan mengurangi tingkat emisi CO2," tambah Voser.
(ang/ang)











































