Demikian disampaikan Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) Gde Pradnyana ketika dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (6/8/2011).
"Seharusnya ada gas dari Jambi Merang sebesar 65 mmscfd, itu tadinya mau dipakai untuk pembangkit listrik PLN yang ada di Sumatera, dan sudah dibangun pipanya," jelas Gde.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk sementara kebutuhan gas di sana ditutup dari ConocoPhillips dulu. Secara fisik itu gasnya milik Conoco, tapi itu pembukuannya menjadi milik Jambi Merang," kata Gde.
Kata Gde, rencananya pipa tersebut akan dibangun, sehingga pipa koneksi dari Sungai Kenawang ke Grissik dapat mengalir dan bisa diteruskan ke pembangkit PLN di Jawa Barat tersebut.
"Itu sedang dalam proses, kan akan dianggarkan terlebih dahulu, kemudian baru dilelangkan," ungkapnya.
Seperti diketahui, pihak PLN mengeluhkan belum adanya pasokan gas ini. Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan mengatakan seharusnya hal tersebut sudah dilaksanakan dari beberapa bulan lalu.
"Yang jelas sudah ada keputusan pemerintah yang sekarang belum dinyatakan. Itu di Jambi Merang yang mestinya untuk PLN masih belum jadi kenyataan sampai hari ini, karena persoalan 'swap gas' yang belum diselesaikan. Itu kan ada gas yang mengalir ke Utara dan yang ke Selatan dan ke Jawa, itu ditukar lah, itu sudah diputuskan beberapa bulan lalu tapi belum dilaksanakan sampai hari ini," jelas Dahlan Jum'at lalu (5/8/2011).
Seperti diketahui, Pemerintah sudah memutuskan PLN akan memperoleh tambahan gas sebesar 65 mmscfd dari Jambi Merang melalui mekanisme swap. Mekanisme swap-nya adalah gas Jambi Merang yang dioperasikan Joint Operating Body PT Pertamina Hulu Energi-Talisman akan dialirkan ke konsumen ConocoPhillips termasuk Singapura.
Sementara, gas Grissik yang dioperasikan ConocoPhillips di Sumatera Selatan, akan dialirkan ke pembangkit PLN di Jawa melalui pipa PT PGN Tbk. Mekanisme swap tersebut dilakukan sampai sejumlah pembangkit berbahan bakar gas selesai dibangun di Riau yakni Rengat dan Duri serta Payoselincah di wilayah Sumatera Selatan.
Proses 'swap' ini dilakukan dalam rangka keputusan pemerintah pada Maret 2010 yang mengurangi pasokan gas PLN ke PLTGU Muara Tawar dari sebelumnya 200 mmscfd menjadi 100 mmscfd. Pengurangan gas dilakukan karena adanya penurunan pasokan gas dari produsen gas, ConocoPhillips kepada PGN. Selain itu diakibatkan juga karena dialihkannya gas kepada Chevron dengan alasan untuk meningkatkan produksi minyak dan juga ekspor ke Singapura.
(nrs/ang)











































