Kementerian ESDM hari ini melakukan uji coba pemasangan alat deteksi BBM Subsidi berupa Radio Frequency Identification (RFID) di SPBU 3413102 Matraman, Jakarta Timur. Angkutan Umum atau Angkot hanya boleh mengisi 50 liter BBM per hari.
"Jadi pemasangan RFID ini dalam rangka menuju sasaran pemerintah, kita sadar selama ini BBM subsidi belum tepat sasaran dan tepat volume. Ada cara untuk atasi itu, ada teknologi yang bisa digunakan, kita pakai RFID," sambut Dirjen Migas Evita Herawati Legowo di SPBU 3413102 Matraman, Jl. Matraman Raya no. 44, Jakarta Timur, Kamis (25/8/2011).
Katanya, uji coba ini akan dilakukan kepada angkutan umum yang seharinya diberi jatah 50 liter. Namun, lanjutnya, jumlah tersebut hanya sebagai perhitungan dan belum menjadi angka yang 'saklek' bagi tiap kendaraan umum tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, di Agustus ini, RFID tersebut baru akan dipasang di satu SPBU untuk sistem kendali dan pendeteksinya. Sedangkan untuk instrumen RFID lainnya akan dipasang ke 50 angkutan umum trayek Senen-Kp. Melayu.
"Jadi Agustus ini kita coba di satu SPBU dan 50 angkutan umum. Tapi untuk peresmiannya kita pasang di 5 angkutan umum. Rencananya, minggu ketiga September nanti, kita akan tambah kendaraan yang dipasangi RFID sebanyak 200," jelasnya.
"Kan rute Senen-Kp Melayu ada 250 kendaraan, jadi yang akan dipasang 50, sisanya 200 kendaraan lagi di September nanti. Bulan Oktober, kita akan pasang RFID ke tiga SPBU lain," tambah Evita.
Evita melanjutkan, di akhir tahun ini pihaknya juga akan melakukan uji coba pembatasan BBM Subsidi dengan sistem cash back, maupun penggunaan Smart Card.
"Opsi lain tersebut akan kita uji coba di akhir tahun nanti. Ini masih uji coba, karena kita tidak mau ganggu BBM Subsidi bagi kendaraan umum dan juga bagi masyarakatnya" kata Evita. (dnl/ang)











































