Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan dirinya meminta setiap pihak berhati-hati dalam meningkatkan ekspor migas ke luar negeri.
"Banyak kita punya migas yang diekspor sedangkan kilang atau industri dalam negeri yang butuh gas tidak terpenuhi," kata Agus saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (7/9/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia saat ini lebih mengandalkan harga komoditas yang meningkat, sehingga angka laju ekspor begitu fantastis. Karena itu Agus ingin agar Indonesia mengembangkan industri sektor hilir sehingga ada nilai tambah barang-barang yang diekspor.
"Tapi dari fiskal kita akan memberikan insentif untuk industri-industri yang melakukan ekspor nilai tambah dan mengurangi ekspor non nilai tambah dan itu sejalan dengan revisi PP 62 yang akan kita wujudkan," kata Agus.
Selain itu ada juga UU Minerba (Mineral dan batubara) yang mengatakan di 2014 Indonesia sudah tidak boleh lagi mengekspor bahan tambang mentah ke luar negeri. Bahan mentah ini harus diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi terlebi dahulu sebelum diekspor.
"Indonesia ekspornya bagus tapi harus hati-hati ekspornya diuntungkan oleh nilai komoditi yang baik, tapi kita harus hati-hati jangan impor barang yang tidak perlu dan harus selalu jaga tidak ada impor selundupan," kata Agus.
Soal impor, Agus mengatakan, seharusnya Indonesia tidak perlu lagi mengimpor barang-barang yang sifatnya konsumtif.
"Jangan kita kemudian gunakan uang untuk hal-hal yang konsumtif dan tidak memberikan nilai tambah. Malah jangan sampai Indonesia dimanfaatkan negara tetangga untuk menjual barang saja," tukas Agus.
(dnl/hen)











































