Direktur Utama PT Navigat Organik Energi Indonesia, Agus Nugroho Santoso yang merupakan produsen listrik berbasis sampah kota mengatakan tarif ini bakal menguntungkan. Para produsen juga dinilai lebih layak untuk mendapatkan kredit dari bank
Produsen listrik berbasis sampah kota, PT Navigat Organik Energi Indonesia menanggapi positif terkait rencana pemerintah meningkatkan tarif baru untuk listrik yang dihasilkan dari energi baru terbarukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan tarif baru ini juga dapat memberikan Investment Rate Return (IRR) bagi investor lebih tinggi lagi.
"Dengan ini maka kredit dari bank bisa lebih lancar. Bank selama ini mintanya untuk IRR 15%, sedangkan kami baru bisa 13%," jelasnya.
Agus menambahkan, selama ini pihaknya memiliki dua pengolahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yakni Bantargebang di Bekasi dan Suwung di Bali.
"Kapasitas Bantargebang bisa mencapai kapasitas produksi listrik 10 MW, nanti akan dikembangkan menjadi 26 MW. Sedangkan TPA di Suwung Bali sekarang ini 2-4 MW, akan dikembangkan menjadi 10 MW," tambah Agus.
Seperti diketahui, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM berencana menaikkan tarif listrik yang dihasilkan dari biomassa, biogas, dan sampah kota.
Sebelumnya, harga yang ditetapkan berada di kisaran Rp 656 per kwh. Nantinya, tarif baru akan diberikan pada kisaran Rp 850 hingga Rp 1.050 per kwh.
Hal ini dilakukan agar pengembang listrik tersebut menjadi bergairah untuk melakukan usahanya. Setidaknya pihaknya mendapatkan keuntungan yang lebih besar, ketika listrik yang dihasilkan dijual ke PLN.
(nrs/dnl)