Minim Insentif, Kuwait Pikir-pikir Bangun Kilang di RI

Minim Insentif, Kuwait Pikir-pikir Bangun Kilang di RI

- detikFinance
Kamis, 15 Des 2011 13:21 WIB
Jakarta - Sampai saat ini belum ada realisasi pembangunan kilang baru di Indonesia. Rencana investor asal Kuwait membangun kilang minyak di Indonesia terhambat karena minimnya insentif dari pemerintah.

Dirjen Migas Evita Herawati Legowo mengatakan, pemerintah masih belum bisa memenuhi seluruh insentif yang diminta oleh investor Kuwait.

"Masih ada 2 atau 3 insentif yang diminta oleh Kuwait tapi kita belum bisa memenuhinya. Jadi dia kasih sederet panjang (insentif) dan kita sudah memberikan ke Kementerian Keuangan dan sudah dibalas tapi masih ada beberapa yang memerlukan pembicaraan lebih lanjut," jelas Evita di kantor Kadin, Jakarta, Kamis (15/12/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Evita mengatakan, pemerintah tidak menolak permintaan insentif yang diminta oleh investor Kuwait. Namun ada sebagai insentif yang memerlukan pembahasan lebih lanjut.

Saat ini, insentif yang diberikan adalah insentif pajak penghasilan. Namun ternyata hal tersebut belum cukup untuk menarik uang Kuwait membangun kilang minyak.

Jadi, lanjut Evita, Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan masih harus duduk bersama untuk membahas insentif tersebut. Namun sayangnya sampai saat ini belum ada kelanjutan dari pemerintah.

"Insentif itu tidak semudah itu. Karena panjang banget daftar insentifnya. Selain itu harus ada lahan juga di Balongan," kata Evita.

"Tapi khusus mengenai kilang Menteri ESDM sudah memberitakan kepada saya secara khusus mengenai hal ini. Kita sangat bertekad untuk punya kilang baru," tukas Evita.

Seperti diketahui, pemerintah mengharapkan Kuwait akan masuk untuk investasi perluasan kilang Balongan di Cilacap dengan nilai investasi US$ 8 miliar-US$ 9 miliar.

pada 19 Agustus 2010, Kuwait Petroleum International Company (KPI), yang merupakan anak usaha dari Kuwait Petroleum Corporation (KPC), bersama dengan Pertamina telah menandatangani MoU (Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding) untuk melakukan studi kelayakan terkait rencana pembangunan kilang baru Balongan yang berkapasitas 200-300 ribu barel per hari. Kilang tersebut nantinya terintegrasi dengan kompleks kilang di Jawa Barat.

Nota Kesepahaman ditandatangi oleh Hussain Esmaiel, selaku KPI President dan Frederick Siahaan yang dahulu menjabat sebagai SVP Investment Planning and Risk Management (Investasi, Perencanaan, dan Manajemen Resiko) Pertamina.

Dirut Pertamina Karen Agustiawan sebelumnya mengatakan, Pertamina berambisi untuk menambah dua kilang di 2014, dalam rangka mengamankan pasokan BBM dalam negeri. Dua kilang yang bisa selesai dibangun pada tahun 2014 yaitu ekspansi kilang balongan dan unit Residual Fluid Catalytic Craker di Kilang IV Cilacap.

Anggota Komisi VII DPR Satya W. Yudha sebelumnya mengatakan selama ini pembangunan kilang-kilang minyak di Indonesia masih sangat minim. Diduga ada pihak-pihak yang menghambat rencana pembangunan kilang di Indonesia sehingga impor BBM terus jalan.


(dnl/hen)

Hide Ads