Gubernur Bali Belum Berani Putuskan Bangun atau Tolak Geothermal

Gubernur Bali Belum Berani Putuskan Bangun atau Tolak Geothermal

- detikFinance
Kamis, 15 Des 2011 14:22 WIB
Denpasar - Pro kontra pembangunan pembangkit listrik tenaga gas bumi atau geothermal di Bali masih panas. Akibatnya, Gubernur Bali Made Made Mangku Pastika belum berani mengambil sikap untuk memberikan rekomendasi atau menolak geothermal.

"Saya belum pada posisi memberi keputusaan. Saya harus mendengar semua pihak," kata Pastika pada diskusi kunjungan Panja Sektor Hulu Listrik Komisi VII DPR RI di kantor Gubernur Bali, Jl Basuki Rahmat, Denpasar, Kamis (15/12/2011).

Pembahasan pembangunan geothermal itu dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik dan anggota komisi VII DPR RI yang dipimpin Effendi Simbolon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pastika menjelaskan pembangunan geothermal di wilayah hutan Bedugul, Kabupaten Tabanan dimulai sejak tahun 1995. Dalam rentang waktu hingga 2011, terjadi pasang surut proyek tersebut.

"Sejarahnya, awalnya diberi rekomendasi kemudian ditolak. Saat saya (menjadi Gubernur Bali) juga ditolak," katanya.

Kini, wacana pembangunan geothermal di Bali menghangat kembali setelah Menteri ESDM Jero Wacik menginginkan pembangkit listrik gas bumi itu segera dibangun.

"Jika ada wacana baru, kami akan memulai lagi menyerap aspirasi dari masyarakat. Karena ujungnya pada saya, apakah saya memberi rekomendasi atau tidak. Setelah hari ini, isu ini akan jadi isu hangat di Bali. Saya harap masyarakat menanggapi dengan kepala dingin antara yang pro dengan yang kontra. Biarlah isu ini bergulir dulu," kata Pastika.

Pastika menyebutkan, pasokan listrik di Bali saat ini mencapai 681 Mega Watt. Beban puncak mencapai 600 Mega Watt pada awal Desember 2011. Sisa daya listrik sangat mengkhawatirkan karena berada di bawah 30 persen dari pasokan listrik.

Dengan semakin bertumbuhnya tingkat ekonomi masyarakat Bali sebesar 6,4 persen per tahun maka tingkat pertumbuhan listrik di Bali meningkat 10-11 persen per tahun.

Diperkirakan, kebutuhan listrik di Bali pada tahun 2017 akan mencapai 1095 Mega Watt atau meningkat sebesar dua kali lipat dari persediaan listrik yang ada saat ini.


(gds/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads