Ketua Asosiasi Pengusaha Compressed natural gas atau CNG Indonesia (APCNGI) Danny Praditya, mengakui biaya pembangunan SPBG sangat tinggi. Khususnya untuk membeli alat SPBG saja membutuhkan dana US$ 1 juta. Sedangkan untuk pendirian fisik SPBG memerlukan dana senilai Rp 10-15 miliar (di luar harga tanah)
"Pendirian SPBG itu biayanya 3 kali lipat dari pendirian SPBU," tegas Danny di acara Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia soal BBG di Restoran Pulau Dua komplek Taman Ria Senayan,Jakarta, Senin (26/3/2012)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait mahalnya investasi SPBG, Danny mengatakan pemerintah harus memberikan kepastian harga keekonomian bahan bakar gas (BBG) karena pemerintah dan pengusaha SPBG belum sepakat terkait harga keekonomian untuk mendorong percepatan pendirian SPBG. Danny juga meminta pemerintah agar memperhatikan harga keekonomian BBG yang selama ini masih diperdebatkan.
"Idealnya 60% dari harga BBM itu harga keekonomian," imbuhnya
Ironisnya lagi menurut Danny, pengusaha jarang diajak bicara oleh pemerintah. Dalam hal ini kementerian ESDM, terkait konversi BBM ke BBG. Padahal saat ini pemerintah menggerakkan program konversi sebagai alternatif dari kenaikan harga BBM.
"Kami berharap ingin menarik perhatian pemerintah dengan acara ini" imbuhnya.
(feb/hen)