Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana mengatakan, pemerintah bisa menghemat banyak uang karena tak perlu membangun terminal gas lagi yang bisa menghabiskan triliunan rupiah.
"Kita akan jadikan PT Arun LNG ini sebagai pusat terminal gas nasional, karena dinilai tempatnya yang sudah layak, fasisiltas memadai, orangnya juga sudah ada. Sehingga pemerintah tidak perlu membangun baru dengan menghabiskan anggaran puluhan triliun," kata Sutan saat mengunjungi kilang Arun LNG Blang Lancang dengan BP Migas, Rabu (18/7/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kata dia, terminal gas di Arun ini dapat mempermudahkan aliran gas untuk wilayah Sumatera dan dapat menghidupkan kembali sejumlah perusahaan raksasa di Aceh seperti AAF dan PT Pupuk Iskandar Muda II yang saat ini terkendala terpaksa pasokan gas.
"Makanya kami kunjungi kilang Arun LNG ini untuk memantau sejauh mana persiapan Arun pasca habisnya kontrak produksi 2014 mendatang. Hasil kunjungan ini akan segera kami bahas di rapat paripurna dan segera mungkin presiden dapat mengeluarkan surat keputusan presiden terhadap terminal gas nasional yang dipusatkan di Arun LNG Lhokseumawe," sebutnya.
Sementara itu anggota Komisi VII T. Rifqy Hasya mengatakan, pemerintah bersepakat registrasi lahan LNG Arun ini harus berjalan, targetnya di 2014 harus beroperasi sebagai terminal gas nasional. Karena selain dapat menghidupkan sejumlah perusahaan raksasa di Aceh, Sumatera dan sebagai stok penyimpanan gas nasional.
"Apabila ini beroperasi, maka pemerintah tidak perlu mencari investasi senilai US$ 200 juta untuk membangun terminal gas di daerah lainnya," Hasya.
(dnl/dnl)