Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Koordinator Wilayah Tengah Endang Kesumayadi saat ditemui di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (11/12/2012).
"Warga di Nunukan Kalimantan Timur tabung gasnya banyak berasal dari Malaysia, bahkan BBM mereka beli dari Malaysia karena yang dari negaranya sendiri langka," kata Endang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalaupun ada harga BBM subsidi di Nunukan, harganya jauh di atas Rp 4.500 per liter, bisa Rp 20.000-Rp 25.000 per liter," ungkap Endang.
Kondisi ini yang membuat Endang berpendapat sebaiknya BBM subsidi dihapus saja.
"Lebih baik dihapus saja, karena warga-warga seperti di Nunukan tidak pernah menikmati BBM subsidi," tegas Endang.
Sebelumnya, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, pihaknya tidak hanya merekomendasikan kepada pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi, namun menghapus BBM subsidi.
"Kadin tidak hanya merekomendasikan harga BBM subsidi dinaikkan saja kepada pemerintah, tetapi kami merekomendasikan subsidi BBM baiknya dihapuskan saja," kata Suryo.
Menurut Suryo, lebih baik harga BBM subsidi diatur berdasarkan mekanisme pasar. Alasan Kadin merekomemdasikan penghapusan BBM subsidi karena subsidi BBM hanya dinikmati oleh orang-orang kaya dan pengusaha.
"Karena BBM Subsidi sebenarnya hanya dinikmati orang kaya dan pengusaha seperti kita ini. Sementara tidak dinikmati oleh masyarakat yang seharusnya diberi subsidi," ungkap Suryo.
(rrd/dnl)