Dikatakan mantan Direktur Transmisi dan Distribusi PLN, Herman Darnel, bergesernya menara Sutet tersebut bukanlah kejadian luar biasa atau force majure.
"Itu kejadian wajar dan sering terjadi disistem kelistrikan dimana pun," kata Herman ketika dihubungi detikFinance, Senin (1/4/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang tidak wajar cara PLN melakukan pemadaman listrik kepada pelanggan," ucapnya.
Pasalnya PLN harusnya cuma mengalihkan beban listrik yang kemudian melakukan perbaikan.
"Namun kondisinya saat ini pembangkit listrik lebih banyak di wilayah timur dari pada di barat, sedangkan beban jauh lebih banyak di barat," ungkapnya.
Ditambahkan Herman, tentunya dengan pengalihan beban listrik juga diperlukan konjugasi listrik atau cadangan listrik.
"Namun cadangan itu tidak ada saat ini, ada cadangannya, tetapi tidak cukup karena PLN tidak cukup membangun cadangan listriknya, kalaupun cadangannya cukup sehahrusnya tidak ada pemadaman listrik," jelasnya.
Salah siapa? "Ya salah PLN, kenapa tidak membangun cadangan yang cukup. Ya salah pemerintah juga kenapa tidak memberi dana untuk bangun cadangan itu, karena bangun cadangan listriik diperlukan investasi juga, sementara kondisi finansial PLN belum maksimal untuk biayai investasi menambah cadangan listrik," tuturnya.
Dengan kondisinya saat ini kata Herman, kedepannya bukan tidak mungkin terulang-ulang kembali.
"Ya kedepannya kejadian ini akan terulang kembali, karena bergesernya tiang Sutet karena ada pergeseran tanah itu biasa terjadi, kalau tidak punya cadangan listrik yang cukup ya dipadamkan bergilir lagi," tandasnya.
(rrd/dru)











































