"Maluku, Ambon, NTT dan Papua, daerah-daerah tersebut belum mendapatkan pasokan gas elpiji sampai tahun ini dan mungkin tahun depan," ucap Vice President Gas dan Gas Domestik PT Pertamina (Persero) Gigih Wahyu ketika ditemui di Ruang Komisi VII DPR, Rabu (12/6/2013).
Dikatakan Gigih, hal ini karena daerah tersebut masih mendapatkan dengan mudah minyak tanah yang disubsidi pemerintah dengan harga Rp 2.500 per liter. Selain minyak tanah yang masih murah, di daerah tersebut infrastruktur masih minim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diakui Gigih, memang sebenarnya dengan masih menikmati minyak tanah Rp 2.500, hal tersebut masih membuat beban negara, karena subsidi minyak tanah juga besar.
"Ya subsidi mitan (minyak tanah) itu jauh lebih besar, sedangkan gas elpiji itu lebih murah dan lebih bersih," tandasnya.
(rrd/hen)