"Kalau yang lain itu masih oke-okelah, ada yang kurang tapi tidak banyak, paling kurangnya cuma 1.000 barel per hari (bph). Tapi kalau Pertamina terlalu jauh," ujar Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Gedung Wisma Mulia, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (5/7/2013)
Pertamina EP menargetkan dapat memproduksi 132.300 bph, namun dalam realisasinya hanya 122.500 bph. Sedangkan PHE West Madura Offshore (WMO) menargetkan 20.443 bph, namun realisasinya hanya 10.710 bph.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah menargetkan lifting minyak tahun ini sebesar 840 ribu bph. Melihat perkembangan hingga saat ini, ternyata untuk mencapai hal tersebut sangat bergantung dari Pertamina.
"Sekarang kita masih kurang karena baru mencapai 833.200 bph. Nah kalau normal, tutup mata target lifting itu tercukupi," sebut Rudi.
Maka dari itu, Rudi menuturkan bahwa Pertamina merupakan tulang punggung dari target lifting Indonesia tahun ini. "Jadi kalau Pertamina bisa itu tercukupilah. Makanya saya katakan tulang punggung kita tahun ini ada di Pertamina," tegasnya.
(dnl/dnl)