Ini Dia 2 Provinsi 'Raja' Batu Bara Terbesar di Indonesia

Ini Dia 2 Provinsi 'Raja' Batu Bara Terbesar di Indonesia

- detikFinance
Rabu, 19 Feb 2014 16:22 WIB
Ini Dia 2 Provinsi Raja Batu Bara Terbesar di Indonesia
Samarinda -

Produksi batu bara Indonesia tercatat terus tumbuh dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Dua provinsi di Kalimantan masih menjadi penyumbang terbesar produksi batu bara nasional. Siapa saja?

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim, Ameriza M Moesa mengatakan, dua provinsi tersebut adalah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

"Bahkan share (porsi produksi batu bara) Kaltim terus mengalami tren meningkat dalam 3 tahun terakhir hingga 54 persen, sementara Kalsel cenderung menyusut," kata Ameriza dalam sebuah diskusi di kantor BI Perwakilan Kaltim, Jl Gadjah Mada, Samarinda, Rabu (19/2/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ameriza menerangkan, pemerintah pada tahun ini menargetkan produksi batu bara sedikit lebih menurun dari target, namun Kaltim diperkirakan masih akan stabil pada level produksi 220 juta ton. Secara historis, pangsa pasar ekspor batu bara Indonesia ke China dalam 3 tahun terakhir tercatat konstan, dibanding porsi ekspor batu bara ke India yang semakin besar.

"Namun demikian dari permasalahan infrastruktur, lemahnya mata uang India dan tingginya inflasi, serta belum pulihnya sektor industri otomotif dan konstruksi, diproyeksi membawa impor batu bara India melemah triwulan I-2014," ujar Ameriza.

"Optimisme datang dari pasar China yang kembali melakukan pembelian batu bara Indonesia pasca tahun baru Imlek. Bahkan selain itu, badai salju, cukup ekstrem yang melanda beberapa distrik di China pada awal tahun membuat konsumsi listrik lebih tinggi dari level normalnya dan berpotensi menambah permintaan batu bara," tambahnya.

Sementara untuk pemenuhan kebutuhan domestik, dalam catatan BI, kebutuhan batu bara nasional diperkirakan masih akan stabil pada 95 juta ton di 2014. Mayoritas kebutuhan batu bara sebesar 82,4% digunakan oleh pembangkit listrik, baik milik negara maupun swasta.

"Meski harus diakui bahwa terdapat kekhawatiran terhadap penyerapannya akibat kendala yang dihadapi dalam proyek PLTU misalnya, antara lain aksi penolakan dari masyarakat dengan dalih faktor lingkungan," ungkap Ameriza.

Ameriza membeberkan, masih dalam catatan BI terkait proyeksi prospek ekonomi di 2014, PLTU milik PT PLN (Persero) memiliki kebutuhan 57,4 juta ton batu bara (60,1%), Independent Power Plant (IPP) membutuhkan 19,91 juta ton (20,8%), PLTU Non PLN dan IPP membutuhkan 1,39 juta ton (1,5%).

Sementara industri semen memerlukan 9,8 juta ton batu bara (10,3%), sektor metalurgi 3,23 juta ton (3,4%), sektor tekstil dan produk tekstil 2,06 juta ton (2,2%), industri pupuk memerlukan 1,16 juta ton (1,2%), serta industri pulp membutuhkan 0,6 juta ton (0,6%).

"Tercatat total kebutuhan batu bara domestik sebesar 95,55 juta ton di 2014," tambahnya.

Masih menurut Ameriza, tahun 2013 lalu juga menjadi catatan tersendiri bagi industri batu bara akibat rendahnya harga. Ameriza menyebutkan, Harga Batubara Acuan (HBA) telah menyentuh level terendah di Oktober 2013 lalu, yakni US$ 76,61 per ton, di mana pemulihan ekonomi sejumlah negara maju seperti China dan India yang menjadi tujuan ekspor yang terhambat, membuat kebutuhan industri terhadap energi batu bara tidak seperti yang diperkirakan banyak kalangan.

"Tahun lalu produksi batu bara nasional diestimasi meningkat 9,1% year on year menjadi 412 juta ton di 2013, melenceng dari target pemerintah sebanyak 368 juta ton. Sementara produksi Kaltim justru naik menjadi 218 juta ton," terang Ameriza.

(dnl/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads