Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Mohammad Hidayat mengatakan kebutuhan BBM untuk di semua sektor (umum dan industri) mencapai 75 juta kiloliter (KL) per tahun. Dari kebutuhan itu, sebanyak 48 juta KL merupakan BBM bersubsidi atau 63%.
"Kebutuhan BBM nasional 75 juta KL. Sebanyak 48 juta KL, itu BBM subsidi atau 63%. Impor kita sangat besar," katanya saat diskusi gas di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Kamis (27/2/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat kapal RI dikasih nama Usman Harun, Singapura langsung bereaksi. Katakan Singapura nyambut. Ekspor BBM (oleh Singapura) ke kita ditahan. Apa nggak akan terjadi kelangkaan BBM?," kata Hidayat.
Persoalan ketahanan energi bisa saja diselesaikan ketika Indonesia membangun kilang minyak baru berkapasitas 300.000 barel per hari. Namun rencana tersebut, hingga kini belum terwujud.
"Bagaimana kita mempertahankan ketahanan energi kalau impor besar. Kalau kita bicara ketahanan tapi belum punya new refinery," jelasnya.
(feb/hen)











































