RFID Mandek, Dahlan: Ini Gara-gara Dolar Tinggi

RFID Mandek, Dahlan: Ini Gara-gara Dolar Tinggi

- detikFinance
Selasa, 25 Mar 2014 14:27 WIB
RFID Mandek, Dahlan: Ini Gara-gara Dolar Tinggi
Foto: dok detikFinance
Jakarta - Program Sistem Monitoring dan Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMPBBM) PT Pertamina dengan RFID saat ini terkesan mandek, bahkan disangka hanya omong doang (omdo) oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Penyebabnya karena dolar Amerika Serikat yang naik tinggi.

"Kerjasama antara PT Inti dan PT Pertamina ini dalam program RFID saat ini tidak mungkin diteruskan. Karena dalam pelaksanaanya tiba-tiba rupiah merosot, dolarnya melejit, sehingga perhitungan-perhitungan dalam kontrak tidak cocok lagi, jika dilanjutkan akan membuat rugi PT Inti," ungkap Menteri BUMN Dahlan Iskan di sela acara peresmian jaringan pipa gas bumi ke perumahan di Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (25/3/2014).

Seperti diketahui PT Inti memenangkan tender pelaksanaan program SMPBBM dengan RFID. Dalam kontrak Inti dibayar Rp 18/liter dari setiap BBM yang tersalurkan melalui sistem tersebut. Inti sendiri ditarget sudah memasang RFID di 100 juta unit kendaraan mulai dari mobil, sepeda motor, bus, dan truk serta 92.000 nozel SPBU di seluruh Indonesia.

"Kerjasama ini dapat dilanjutkan lagi kecuali Pertamina setuju diadakan perhitungan ulang, nah pembicaraan saat ini masih terus berlangsung, mencari bagaimana jalan keluar yang baik," katanya.

Sebelumnya Dahlan mengungkapkan, perhitungan kontrak RFID berdasarkan kurs Rp 9.000-an/dolar AS, sementara ketika berjalan, kurs naik tinggi sekitar Rp 12.000/dolar AS. Karena sebagian besar RFID dipasok dari impor.

"Hal seperti ini pernah beberapa kali terjadi, misalnya Angkasa Pusat II lagi bangun bandara terminal III, begitu mulai dibangun oleh kontraktor BUMN, terjadi gejolak dolar dan rupiah. Kontraktornya pasti tidak mau meneruskan kalau harus menanggung kerugian yang bukan kesalahan dia. Nah seperti itu AP II dan kontraktor BUMN berunding untuk mengatasi gejolak rupiah," tutupnya.

(rrd/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads